REPUBLIKA.CO.ID, LUTON -- Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel akhirnya bereaksi seputar situasi terkini timnya. The Blues berpeluang berganti kepemilikan.
Pemilik saat ini, Roman Abramovic siap menjual klub tersebut. Ini buntut dari invasi Rusia ke Ukraina. Sang miliarder berasal dari negeri beruang merah.
Ia dikenal dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Abramovic mengkelaim, demi kebaikan semua pihak, ia rela melepaskan Chelsea. Tuchel mengaku telah mendengar informasi tersebut sebelum timnya jumpa Luton Town pada putaran keliam Piala FA.
Untungnya, fokus para penggawa the Blues tak terganggu. Jorginho dan rekan-rekan menaklukkan tuan rumah Luton, 3-2 di Kenilworth Road, Kamis (3/3) dini hari WIB. Usai pertandingan sang arsitek diminta memberikan tanggapan seputar keputusan Abramovic.
Pertama-tama Tuchel merasa tidak berwenang untuk terlalu banyak berbicara. Ia bukan CEO atau jajaran direksi klub. Posisi mereka hanya menunggu informasi resmi yang akan disampaikan para petinggi, secara langsung.
"Ini berita besar. Ini akan membawa perubahan besar. Tetapi saya tidak pernah takut akan perubahan," kata juru taktik berkebangsaan Jerman itu, dikutip dari bbc.com.
Menurut Tuchel dirinya tak bisa dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak berada di bawah kendalinya. Sebagai seorang pelatih, tugasnya hanya fokus pada tim. Kemudian berkonsentrasi dalam aktivitas sehari-hari di Cobham.
Ia tak menampik, telinganya mendengar desas-desus. Apalagi kabar tersebut mengenai klub yang dilatihnya. Ia kembali tegaskan, mereka hanya bisa menunggu.
"Berharap ada hal terbaik, dan lihat apa yang terjadi dalam beberapa hari ke depan," ujar Tuchel.
Abramovic memiliki Chelsea sejak 2003 lalu. Ia berhasil menyulap the Blues menjadi salah satu klub terbaik di dunia. Hingga kini, kubu London Biru mengoleksi 19 trofi di eranya.