Rabu 28 Sep 2022 13:16 WIB

Kebangkitan Timnas Italia di UEFA Nations League

Timnas Italia sedikit mengobati kekecewaan setelah gagal ke Piala Dunia 2022.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Para pemain timnas Italia merayakan keberhasilan mengalahkan Hungaria 2-0 dan lolos ke semifinal UEFA Nations League 2022/2023.
Foto: EPA-EFE/Tamas Kovacs
Para pemain timnas Italia merayakan keberhasilan mengalahkan Hungaria 2-0 dan lolos ke semifinal UEFA Nations League 2022/2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPAEST -- Timnas Italia akhirnya lolos ke semifinal Liga Bangsa-Bangsa (UEFA Nations League) mewakili Grup A3 setelah menang di pertandingan penentu melawan Hungaria. Pasukan Azzurri menekuk tuan rumah 2-0 di Stadion Puskas Arena, Budapest, Hungaria, Selasa (27/9/2022) dini hari WIB.

Dua gol kemenangan Italia dicetak oleh Giacomo Raspadori dan Federico Dimarco. Kemenangan tersebut membuat Italia keluar sebagai juara grup dengan keunggulan satu poin dari Hungaria di posisi kedua.

Baca Juga

Skuad Negeri Pizza mencatatkan tiga kali kemenangan, dua imbang, dan satu kekalahan dalam enam pertandingan. Keberhasilan Italia lolos ke semifinal bisa disebut sebuah kebangkitan Leonardo Bonucci dkk setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar.

Italia mengusung misi kemenangan ketika melakukan perjalanan ke Hungaria. Pasalnya, hanya dengan kemenangan skuad Azzurri akan lolos ke semifinal. Adapun Hungaria hanya membutuhkan hasil seri untuk keluar sebagai pemenang di grup tersebut. Misi Italia tercapai sekaligus sedikit mengobati kekecewaan karena gagal tampil di Piala Dunia 2022.

Tuan rumah sejatinya memberikan perlawanan ketat kepada Italia dengan catatan statistik 54 persen penguasaan bola berbanding 46 persen milik Italia. Hungaria juga unggul dalam tembakan sebanyak 13 kali enam di antaranya tepat sasaran. Adapun Italia mencatatkan 11 kali tembakan dengan tiga di antaranya tepat sasaran.

Pelatih Italia Roberto Mancini melakukan perombakan pemain besar-besaran setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2022. Mancini membuang sebagian besar pemain saat menjadi juara Euro 2020 dan menggantikan dengan pemain yang lebih segar.

Mancini mengatakan, pertandingan tersebut berjalan sulit. Tuan rumah memberikan tekanan kuat kepada timnya sepanjang pertandingan, khususnya di 20 menit terakhir. Hungaria mencoba mengejar ketertinggalan 0-2 dengan meningkatkan serangan.

"Saya kehilangan suara saya karena saya berteriak begitu banyak di 20 menit terakhir,” ujar Mancini usai pertandingan dilansir dari Football Italia.

Mantan pelatih Inter Milan dan Manchester City itu lalu memuji kiper Gianluigi Donnarumma. Ia menyebut penjaga gawang Paris Saint-Germain (PSG) itu datang untuk menjadi penyelamat Italia dengan mampu menjaga clean sheet. Donnarumma membuat penyelamatan penting sepanjang laga.

Mancini juga memuji Federico Dimarco. Menurutnya, Dimarco menyerang dan bertahan dengan baik. Kemampuan Dimarco dalam memberikan umpan juga sangat baik. Namun secara umum, lanjut dia, para pemain mampu menerjemahkan setiap formasi yang digunakan dalam pertandingan.

Di lain pihak, pelatih Hungaria Marco Rossi mengatakan, sejatinya timnya ingin membuat keajaiban dengan menjadi juara grup. Tetapi, menurutnya, keperkasaan Donnarumma di bawah mistar gawang Italia membuat impian itu gagal. Pasalnya, Donnarumma selalu menggagalkan setiap peluang penting yang diciptakan anak asuhnya.

Para fan Hungaria memberikan tepuk tangan usai pertandingan, meskipun timnya gagal menaklukkan Italia. Para fan melihat Hungaria tampil luar biasa sepanjang turnamen. Menurut Rossi, para fan telah menunjukkan rasa hormat kepada seluruh tim setelah berjuang habis-habisan di lapangan.

“Akan menyenangkan untuk melakukan keajaiban malam ini, tetapi ketika Anda bermain melawan tim seperti Italia, Anda harus membuat kesalahan nol dan berharap pihak lain salah. Bahkan ketika kami memiliki peluang, kami digagalkan oleh penjaga gawang terbaik di dunia. Bukan kebetulan PSG mendatangkan Donnarumma,” ujar Rossi usai laga.

Rossi tak ingin mencari kambing hitam atas kekalahan tersebut. Ia menegaskan meski hasil akhir menang atau kalah, maka perasaan harus ditanggung bersama. Namun yang pasti Rossi bangga terhadap cara bermain pasukannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement