Kamis 09 Feb 2023 20:49 WIB

Manchester City Berpeluang Berkompetisi di League Two

Man City tengah diusut atas dugaan melanggar lebih dari 100 aturan keuangan.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Israr Itah
Para pemain MAnchester City (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Dave Thompson
Para pemain MAnchester City (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester City bisa turun ke ke League Two jika mereka mendapatkan hukuman degradasi dari Liga Primer. City tengah diusut atas dugaan melanggar lebih dari 100 aturan keuangan. Itu muncul usai penyeledikan selama empat tahun atas dugaan pelanggaran yang terjadi selama sembilan tahun antara 2009 hingga 2018.

City menyambut positif penyelidikan independen dengan harapan akan menyelesaikan masalah sekaligus menegaskan tak akan dinyatakan bersalah atas tuduhan apa pun. Namun, jika terbukti, City akan bersiap mendapatkan hukuman sangat berat, dilansir dari Express, Kamis (9/2/2023).

Baca Juga

Menurut The Independent, City bisa memulai kompetisi di League Two jika dihukum degradasi dari Liga Inggris. EFL tak mengizinkan mereka segera bergabung kecuali mendapatkan pengurangan poin sehingga degradasi.

EFL juga tak harus menerima City meskipun mereka berkompetisi di sana. Belum ada jangka waktu yang ditetapkan untuk penyelidikan, meskipun tidak ada hasil yang diharapkan dalam waktu dekat mengingat Liga Primer membutuhkan waktu empat tahun untuk mengumpulkan informasi tentang mereka sebelumnya. 

Selain itu, baik City maupun Liga Primer, dapat mengajukan banding atas setiap keputusan yang dibuat, yang akan memperpanjang proses lebih lanjut.

Mantan bek kanan Manchester United Gary Neville bersimpati untuk City. Ia menilai apa yang terjadi di City berbeda dengan kasus mantan pemilik Blackburn Rovers, Jack Walker. Sebab, Walker adalah pengusaha lokal yang memompa keuangan klub.

"Saya bukan penggemar Peraturan Financial Fair Play. Itu berarti Anda akan selalu memiliki klub yang sama di bagian paling atas karena pendapatan mereka lebih tinggi, dan Anda akan selalu memiliki klub yang lebih rendah karena mereka tidak bisa bersaing dengan pendapatan," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement