REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Setiap provinsi diimbau untuk mengirimkan atlet sepak bola terbaiknya pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Pekanbaru, September mendatang. Pesan itu disampaikan PSS dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin.
Perwakilan PSSI Bernhard Limbong di Jakarta, Rabu (4/4) mengatakan, demi kesuksesan pesta olahraga terbesar di Indonesia maka dibebaskan bagi semua provinsi yang lolos kualifikasi memilih pemain yang akan diturunkan. "Provinsi bebas memilih pemain yang akan diturunkan. Tidak ada lagi dikotomi dan diskriminasi," katanya.
Menurut dia, pembebasan dalam memilih pemain yang akan diturunkan di PON Riau ini menyusul banyaknya pengurus provinsi (pengprov) PSSI yang dibekukan oleh PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin. Sedikitnya ada 25 Pengprov PSSI yang telah dibekukan, hanya saja saat ini PSSI telah mengangkat seorang caretaker guna melanjutkan kepemimpinan kepengurusan sebelum dipilihnya ketua baru.
"Membentuk tim PON adalah tanggung jawab provinsi. PSSI sebagai induk organisasi hanya menghimbau agar memilih pemain berdasarkan kualitas dan tidak melihat asal klub," kata pria yang juga Ketua Komisi Displin PSSI itu.
Penanggungjawa Timnas itu mengaku, jika Pengprov yang lama dan caretaker membangun tim sendiri-sendiri, pihaknya meminta agar persoalan ini bisa diselesaikan yang salah satunya dengan mengambil pemain terbaik dari dua klub yang dibentuk.
Ditanya apakah pembebasan itu berlaku dengan timnas, Jendral Bintang Satu itu mengaku belum bisa menjelaskan dengan detail. Limbong hanya memberikan pengertian jika PSSI saat ini telah mengakui klub Indonesia Super League (ISL) dan seharusnya klub itu juga mengakui PSSI. "Ini memang seperti buah simalakama" kata Limbong dengan nada rendah.
Saat ini pemain ISL belum bisa memperkuat timnas karena masih belum bergabung dengan kompetisi resmi PSSI. Saat ini proses rekonsiliasi terus dilakukan oleh PSSI yang salah satunya kembali dipanggil untuk melakukan pertemuan. Sesuai dengan rencana 12 klub ISL akan dipanggil untuk melakukan rekonsiliasi di Hotel Century Jakarta, Kamis (5/4). Pertemuan ini adalah yang ketiga kalinya. Dua pertemuan sebelumnya mayoritas klub tidak menghadirinya.