REPUBLIKA.CO.ID, GENOA--Antonio Conte mengungkapkan kemarahannya kepada klub dan media usai laga persahabatan Azzurri melawan Albania di Stadion Luigi Ferraris, Rabu (19/11) dini hari WIB. Pelatih timnas Italia ini merasa tak mendapatkan dukungan maksimal dari kedua pihak ini.
"Kalian tahu betul bahwa saya tidak akan menahan sesuatu untuk dikatakan. Setelah enam pertandingan di mana kami memenangkan lima dan imbang satu, beberapa orang mengubur kepala mereka di pasir dan tidak ingin melihat apa yang jelas," kata Conte dalam sesi konferensi pers seperti dikutip Football Italia.
Ia mengatakan pekerjaan yang harus dilakukan dalam momen yang sangat sulit bagi sepak bola Italia. Eks pelatih Juventus ini menyebut pekerjaan tersebut lebih sulit karena ia mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak.
Conte menginginkan para pemain berkumpul lebih lama sebelum pertandingan berikutnya pada bulan Februari dan Maret. Tapi klub tidak mengakomodasi.
"Saya melihat sedikit keinginan untuk berkolaborasi dengan Nazionale Timnas Italia). Saya selalu mengalami hal ini sebagai pelatih klub dan saya akui kalian akan memikirkan klub kalian. Sekarang saya di sisi lain, dipaksa untuk mengumpulkan para pemain ini paling lama delapan atau sembilan hari dalam sebulan," keluhnya.
Pelatih berusia 45 tahun ini meminta kondisi ideal agar dia bisa bekerja dengan maksimal. Sebab eks penggawa Azzurri di era 1990-an ini dibebankan tugas berat membawa Italia berprestasi.
"Kami harus bekerja untuk lolos ke Piala Eropa dan dan dengan waktu yang ada harus membuat tim yang solid. Dalam satu setengah hari, kami harus bersiap melawan Albania yang telah mengalahkan Portugal menahan imbang Prancis. Saya tidak marah dengan orang tertentu, hanya merasa mendapatkan gambaran jelas tentang situasi ini," kata dia.
Conte mengritik orang-orang yang banyak bicara. Sebab pada akhirnya, Conte mengaku sendirian tanpa dukungan yang cukup. "Kapan kita akan menunjukkan cinta kita untuk Nazionale?"
Ia juga berang saat salah satu wartawan menanyakan tentang Mario Balotelli. "Dengan semua masalah yang kita miliki di sepak bola Italia, kita masih berbicara tentang apakah Balotelli pergi ke disko atau tidak. Saya merasa ini konyol dan tidak masuk akal."