REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang pernah dijalankan dalam beberapa pertandingan dihentikan karena Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dibekukan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Pembekuan tersebut berdampak pada pertandingan sepak bola Indonesia termasuk kompetisi ISL. Sejumlah pemain sepak bola Indonesia merasa dirugikan, karena kompetisi tingkat tertinggi di Indonesia tidak dapat dilanjutkan.
Salah satunya, bek Persija, Ismed Sofyan. Ia mengatakan penundaan pertandingan berdampak besar bagi kehidupan finansial para pemain. "Kalau ISL tertunda kan berdampak ke pemain dan juga keluarga," kata Ismed, Senin (10/8).
PSSI sendiri berencana akan kembali menggelar kompesti ISL pada pekan ketiga Oktober mendatang. Namun kelangsungan kompetisi ini masih mendapat kritik dari banyak pihak, termasuk dari Kemenpora.
Sebelumnya, Kemenpora juga telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menpora Nomor 01307 tahun 2015 tentang Pembekuan PSSI, yang hingga kini belum juga dicabut.
Kemudian pada Juli lalu, PTUN telah mengabulkan gugatan PSSI terhadap Kemenpora. Namun, meski telah dimenangkan, Kemenpora tetap tidak akan mencabut SK Pembekuan PSSI.