REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ketua Panitia Piala Eropa 2016, Jacques Lambert mengingatkan agar tidak mempertimbangkan untuk membatalkan atau memindahkan pelaksanaan Piala Eropa 2016 setelah adanya serangan teror yang mengguncang Paris.
Pejabat setempat mengatakan setidaknya 129 orang tewas dan 99 lainnya mengalami luka parah akibat insiden penambakan dan ledakan di Stade de France.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran menjelang putaran final Piala Eropa 2016, yang dijadwalkan akan diselenggarakan oleh Prancis pada Juni dan Juli tahun depan. Namun, Lambert mengatakan keliru jika berpikir perihal alternatif rencana untuk pelaksanaan turnamen sepakbola dunia ini.
"Kami akan membuat keputusan yang perlu kita buat agar putaran final Piala Eropa dapat diselenggarakan dalam kondisi keamanan terbaik," kata Lambert seperti dilansir dari Four Four Two, Ahad (15/11).
Ia menambahkan keamanan di stadion akan bekerja dengan baik. Resiko akan munculnya serangan serupa menurutnya lebih terjadi di jalanan atau tempat-tempat perkumpulan yang muncul secara spontanitas. Malahan, Lambert mengatakan jika Piala Eropa 2016 dibatalkan sama halnya dengan memainkan permainan teroris.
Sementara itu, Federasi Sepakbola Prancis (FFF) dan penyelenggara turnamen dilaporkan akan bertemu besok Senin (16/11) untuk membahas keselamatan penyelenggaraan turnamen.