REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Panitia pelaksana Asian Para Games 2018 (INAPGOC) masih menantikan kepastian Palestina dan Yaman untuk mengirimkan atletnya di ajang yang akan berlangsung pada 6 hingga 13 Oktober 2018 mendatang. Dengan kehadiran kontingen dari dua negara itu, maka Asian Para Games 2018 akan diikuti seluruh anggota National Paralympic Committees (NPC) Asia yang berjumlah 43 negara.
"Saat ini yang sudah memastikan ikut adalah 41 negara. Kita masih menunggu dua negara Palestina dan Yaman," ujar Direktur Sport INAPGOC, Fanny Irawan di acara Media Gathering , Selasa (4/9) di Hotel Premier Best Western Solo, Jawa Tengah.
Fanny menerangkan, INAPGOC tentunya sangat menantikan keikutsertaan kedua negara.
"Jika mereka ikut maka dipastikan semua negara peserta, yang berjumlah 43 NPC Asia ikut serta," terangnya.
Jika Palestina dan Yaman turut serta, maka untuk pertama kalinya gelaran Asian Para Games akan mencetak rekor. Yakni diikuti seluruh negara anggota NPC.
"Sejak Asian Para Games digelar pertama kali digelar 2010 di Guangzhou, Cina, belum pernah seluruh negara ikut serta. Jadi kalau Palestina dan Yaman ikut maka ini akan menjadi rekor baru," ujarnya.
Fanny menerangkan, hingga saat ini dipastikan Asian Para Games akan diikuti sebanyak 2.888 atlet disabilitas. Mereka akan bersaing untuk memperebutkan 568 medali emas pada Asian Para Games 2018.
Asian Para Games 2018 akan melombakan 18 cabang olahraga yang digelar di Jakarta dan Jawa Barat.
Sebanyak 18 cabor yang dipertandingkan yakni para atletik, panahan, badminton, boccia, catur, cycling, goalball, judo, lawn bowls, para powerlifting, menembak, renang, boling, tenis meja, voli duduk, basket, anggar, tenis kursi roda.