REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bhayangkara FC menelan kekalahan dari Persita Tangerang pada seri ketiga Liga 1 2021/2022. Skor 2-1 tercipta di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis (18/11), untuk kemenangan Pendekar Cisadane. Gol Irsyad Maulana dan Ahmad Hardianto hanya bisa dibalas satu oleh Dendy Setiawan.
Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster kecewa berat dengan hasil tersebut. Menurutnya, permainan buruk timnya membuat Bhayangkara memang layak untuk kalah.
"Pda babak pertama anak-anak bermain buruk, bisa dibilang performa terburuk yang pernah mereka tampilkan. Pada babak kedua kita tampil jauh lebih baik tapi kami kebobolan gol yang ceroboh," kata Paul usai laga.
Gol kedua Persita menarik perhatian publik. Gol tersebut merupakan balasan atas gol Dendi satu menit sebelumnya.
Namun pelatih asal Irlandia Utara ini pun menyoroti kepemimpinan wasit Armyn Dwi Suryathin sore itu. Menurutnya, banyak keputusan wasit yang tidak adil, termasuk tidak memberi penalti dan justru melayangkan kartu merah pada Ezechiel N'Douassel.
"Kartu merah Ezechiel pun membuat wasit harus diusut karena sepertinya wasitnya bukan untuk Liga 1 dan itulah alasan sulitnya berkembang kompetisi di Indonesia," kata Paul.
Di sisi lain, kekalahan ini membuat posisi Bhayangkara di puncak klasemen terancam. Mengingat masih ada Persib yang menghantui Bhayangkara di posisi dua klasemen. Jika Persib menang atas Persija, Persib akan merebut posisi puncak karena Bhayangkara kalah head to head.
"Apapun yang dilakukan tim lain bukan urusan kami. Saya hanya menangani Bhayangkara dan fokus pada pertandingan kami, karena wasit yang tidak netral sangat menyulitkan tim," kata Paul.
Wasit Armyn baru dua kali memimpin pertandingan Liga 1 musim ini. Sebelum laga Bhayangkara FC kontra Persita, ia memimpin laga Persela vs Persiraja pada 28 September silam.
Atas hasil tersebut Bhayangkara tetap berada di posisi puncak klasemen dengan 28 poin. Sementara itu Persita ada di posisi enam dengan 20 poin.