REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER --Vice-chairman Manchester United, Ed Woodward, secara mengejutkan bakal mundur bulan ini.
Padahal, Woodward rencananya baru akan hengkang dari Old Trafford pada bulan April. Tapi ia ingin pergi dengan tenang tanpa menimbulkan kehebohan. Hanya saja, kepergian Woodward seolah tidak memberikan kesan spesial di hati fan United.
Selama delapan setengah tahun, Woodward mungkin tersiksa karena harus melewati replika trofi Liga Primer Inggris dan Liga Champions setiap ke kantornya. Sebab ia tidak mampu menambah koleksi trofi bergengsi tersebut selama menjabat. Karena itu Woodward akan pergi dengan nuansa 'kegagalan' di antara para fan.
Dari banyaknya manajer yang dipecat, hingga pembelian pemain mahal tapi gagal, tetap menutup keramahan Woodward di Old Trafford. Selama Woodward menjabat, United seolah hanya dibayangi kesuksesan Manchester City dan Liverpool.
Woodward terus menjadi sasaran frustasi penggemar MU, menanggung begitu banyak kritik dari luar klub karena gagal menambah trofi selama bertahun-tahun sejak penunjukannya pada Juli 2013.
Di bawah manajer Sir Alex Ferguson, dan pendahulu Woodward, David Gill. Iblis Merah meraih kesuksesan besar, dengan memenangkan 13 gelar Liga Inggris dan dua Liga Champions selama 20 tahun. Ketika Ferguson dan Gill meninggalkan klub pada akhir musim 2012/13, pemilik MU, keluarga Glazer, mempromosikan Woodward dari departemen komersial menjadi orang nomor satu di Old Trafford.
Tapi ia sadar, menjual slot di jersey ke sponsor dan bernegosiasi dengan pemain dan manajer terbaik di dunia adalah dua hal yang berbeda. Apalagi, di saat Woodward bersiap untuk pergi pada April, ia diterpa kontroversi dalam keterlibatannya dengan Liga Super Eropa (ESL).
Ia mengakui alasan United untuk gabung ke ESL adalah demi modernisasi dan pendapatan komersial di luar lapangan. Semua rencana itu pun gagal.
United belum memenangkan salah satu trofi dari yang ia lihat setiap hari di etalase kantornya. Pemain bintang yang ia datangkan, seperti Paul Pogba, Zlatan Ibrahimovic hingga Cristiano Ronaldo, juga tidak ada yang menonjol, dan justru lebih banyak menimbulkan perpecahan di tim.
Tapi tidak semua tentang Woodward adalah kegagalan. Ia dinilai sukses membangun kembali struktur internal United, jaringan rekrutmen dan investasi di akademi. Terpopuler, Woodward juga menolak kenaikan harga tiket musiman sepanjang kepemimpinannya.
''Saya ingin berterima kasih kepada Ed untuk kerja keras tanpa lelahnya selama sembilan tahun menjadi bagian dari Manchester United, sebagai vice-chairman dan 16 tahun bersama klub,'' kata eksekutif co-chairman Joel Glazer, dikutip dari Mirror, Senin (24/1).
Glazer sudah menyiapkan suksesor Woodward, yaitu Richard Arnold, yang sudah menjadi direktur manajemen sejak 2013. Arnold menghabiskan sembilan tahun bersama Woodward, yang juga merupakan sahabatnya. Glazer menilai Arnold punya sisi kepemimpinan yang bisa membawa evolusi di tim.
''Kami melihat Richard (sebagai pengganti). Dengan rencana ambisius untuk investasi di Old Trafford, memperkuat ikatan dengan fan, dan terus melangkah ke depan untuk tujuan paling penting kami, menang di lapangan,'' ungkap Glazer.