Jumat 10 Jun 2022 19:47 WIB

Sang Paman Bangga dan Yakin Nadal Juara di Wimbledon

Untuk diketahui Nadal telah bertahun-tahun menderita masalah kaki

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Muhammad Akbar
Petenis Spanyol Rafael Nadal berpose dengan pialanya di jembatan Alexander III di Paris, Senin, 6 Juni 2022, setelah ia memenangkan pertandingan final putra hari Minggu di turnamen tenis Prancis Terbuka di stadion Roland Garros.
Foto: AP/Michel Euler
Petenis Spanyol Rafael Nadal berpose dengan pialanya di jembatan Alexander III di Paris, Senin, 6 Juni 2022, setelah ia memenangkan pertandingan final putra hari Minggu di turnamen tenis Prancis Terbuka di stadion Roland Garros.

REPUBLIKA.CO.ID, MALLORCA -- Mantan pelatih sekaligus paman dari Rafael Nadal, Toni Nadal mengaku sangat bangga atas apa yang telah didapat oleh keponakannya dalam karier panjang di panggung olahraga tenis dunia.

"Saya tidak pernah membayangkan keponakan saya akan memenangkan semua yang telah diraih. Saya terkejut dengan apa yang dilakukan olehnya," kata Toni Nadal tegas kepada Punto de Break dilansir Sportskeeda, Jumat (10/6).

Rafael Nadal merupakan atlet tenis yang disegani para lawan. Respek itu kian berlebih ketika petenis kelahiran Manacor, Mallorca, Spanyol, berhasil menjuarai gelar Grand Slam ke-22, pun French Open ke-14.

Legasi Nadal berlanjut saat ia menjuarai Prancis Terbuka 2022 selepas menaklukkan rivalnya Casper Ruud dari Norwegia di babak final dengan skor telak, 6-3, 6-3, dan 6-0 di Philippe-Chatrier, Paris, akhir pekan kemarin.

Sang paman Toni Nadal, sosok pria yang menempa awal mula kecintaan Nadal dengan dunia tenis mengakui kerja kerasnya patut mendapat apresiasi lebih dari semua kalangan, khususnya pecinta tenis dunia.

"Dengan rasa sakit yang dia alami, dia bisa memikirkan bola dan bukan tentang kakinya," sambung Toni Nadal.

Adapun untuk berkompetisi di Paris Major yang baru saja berakhir, Mallorcan, julukan Nadal yang berasal dari Mallorca, harus menyuntikkan kakinya dengan obat penghilang rasa sakit.

Paman Toni mengatakan bahwa itu bukan pertama kalinya dia mengikuti turnamen dengan situasi pun perasaan 'kaki mati'.

"Pada Wimbledon 2008, ia bermain final melawan Federer dengan kaki mati rasa juga. Selama Australia Terbuka 2022, kami melakukan panggilan video dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak bisa bergerak. Tapi, setelah dua pertandingan yang intens, dia meningkatkan levelnya dan menjadi bugar," kata dia.

Dia menganggap keponakannya sebagai favorit untuk Kejuaraan Wimbledon mendatang, setelah sebelumnya memprediksi bahwa dia akan merebut gelar Roland Garros ke-14 tahun ini.

"Andai bermain, Rafael Nadal kandidat juara Wimbledon, Di sana dia membuat lima final berturut."

Kejayaan Nadal di lapangan tanah liat dimulai pada tahun 2005 saat menjuarai Prancis Terbuka 2005 atau gelar perdananya di lapangan tanah liat. Kesabaran menjadi salah satu kuncinya menguasai lapangan tanah liat.

Sedangkan untuk persiapan Wimbledon 27 Juni mendatang Nadal kini tengah dalam masa pemulihan diri di rumah setelah menjalani perawatan pada kaki kirinya yang cedera.

Untuk diketahui Nadal telah bertahun-tahun menderita masalah kaki, yang disebut sebagai sindrom Muller-Weiss, suatu kondisi langka dan degeneratif yang mempengaruhi tulang di kaki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement