Rabu 11 Mar 2020 05:15 WIB

Kementerian PUPR Siapkan 48 Ribu SDM Konstruksi

SDM yang disiapkan calon lulusan SMK, politeknik, program sarjana dan diploma 4.

Rep: M.Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
 Pembangunan Konstruksi ruas Tol Salatiga-Kartasura yang merupakan bagian  dari Tol Semarang-Solo ditargetkan rampung November 2018.(Dok Humas PUPR )
Foto: Dok Humas PUPR
Pembangunan Konstruksi ruas Tol Salatiga-Kartasura yang merupakan bagian dari Tol Semarang-Solo ditargetkan rampung November 2018.(Dok Humas PUPR )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) menyiapkan 48 ribu orang sumber daya manusia (SDM) konstruksi lulusan vokasional pada tahun ini. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri konstruksi terhadap SDM yang berkompeten dan bersertifikat. 

Puluhan ribu calon SDM konstruksi itu disiapkan dengan menggelar uji kompetensi dan sertifikasi calon ahli muda fresh graduate program sarjana dan diploma IV. Pada Selasa (10/3), kegiatan itu diikuti sebanyak 870 orang dari delapan perguruan tinggi dan politeknik. Uji kompetensi dan sertifikasi digelar Kementerian PUPR melalui Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, di Politeknik Negeri Jakarta, Kampus UI Depok. 

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto mengatakan, para calon SDM konstruksi yang andal, profesional, dan kompeten harus dipersiapkan sejak dini agar siap terjun ke lapangan. Sekaligus menjawab semua tantangan sektor konstruksi Indonesia yang pelaksanaannya masif dilakukan. "Hal ini juga menjadi tempat pembuktian bahwa SDM konstruksi Indonesia telah berkompeten dan beregenerasi dengan sangat baik," ujar Trisasongko. 

Berdasarkan data per 2019, jumlah tenaga kerja konstruksi Indonesia sebesar 8,3 juta orang. Dari jumlah tersebut, hanya 9,4 persen atau masih dibawah 10 persen tenaga kerja kontruksi yang memiliki sertifikat kompetensi kerja.

Ia menjelaskan, sebanyak 48 ribu orang SDM yang disiapkan meliputi calon lulusan SMK, politeknik, program sarjana dan diploma IV dengan jurusan vokasional. Untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten ditargetkan ada 6.985 orang yang mengikuti program ini. Sepanjang pekan kedua Februari sampai 10 Maret 2020, sudah ada 5.270  orang yang mengikuti uji kompetensi dan sertifikasi di wilayah tersebut. 

Para peserta melaksanakan pembekalan selama empat hari atau sebanyak 32 jam pelajaran. Materi pembekalan tersebut merupakan usulan dari industri konstruksi nasional, yaitu BUMN Karya, kontraktor, serta konsultan swasta nasional. Isi materi berupa pengenalan tentang budaya kerja, regulasi, metode konstruksi, pengendalian biaya konstruksi, pengendalian waktu, pengendalian mutu konstruksi, hingga pengenalan alat-alat terkini dalam pekerjaan konstruksi. 

Trisasongko menambahkan, para peserta yang telah lulus uji kompetensi akan mendapatkan sertifikat ahli muda fresh graduate di bidang konstruksi yang berlaku selama satu tahun. Sertifikat itu berguna saat mereka akan memasuki dunia kerja industri konstruksi nasional. 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasional Kemendikbud Patdono Suwignjo mengatakan, kunci menuju dunia kerja saat ini bukan hanya ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi. "Kegiatan seperti ini sangat baik dilakukan bidang-bidang lainnya agar para mahasiswa yang siap terjun kedunia kerja memiliki jaminan tentang kompetensinya dan siap bekerja," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement