Rabu 11 Mar 2020 03:58 WIB

PLTU Pangkalan Susu Tambah Pasokan Listrik

Dalam pengoperasiannya PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 menggunakan batubara.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Fakhruddin
ilustrasi PLTU. Foto: Pekerja melintas di halaman PLTU Paiton Unit 9 di kawasan PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Paiton (PT PJB UP Paiton) di Probolinggo, Jawa TImur. ilustrasi(Antara/Zabur Karuru)
Foto: Antara/Zabur Karuru
ilustrasi PLTU. Foto: Pekerja melintas di halaman PLTU Paiton Unit 9 di kawasan PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Paiton (PT PJB UP Paiton) di Probolinggo, Jawa TImur. ilustrasi(Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID,LANGKAT --Sejak beroperasi pada Juni 2019, Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu Unit 3 dan Unit 4 kapasitas 2x 210 MW tergolong sangat baik. Apalagi belum pernah mengalami pemadaman akibat gangguan internal maupun eksternal. PLTU ini berlokasi di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

"Daya listrik dari pembangkit tersebut disalurkan untuk memperkuat sistem Sumatera Bagian Utara (SBU). Terus disalurkan melalui Interkoneksi Sumatera jaringan transmisi 275kV Pangkalan Susu-Binjai," ujar Manajer Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Sumatera 2, Achmad Huirullah, saat ditemui di Langkat, Sumatera Utara, Selasa (10/3).

Menurut Achmad, pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan Unit 4 telah dimulai sejak 7 Mei 2015 yang dikerjakan oleh Konsorsium Sinohydro Co.Ltd. dan PT Nusantara Energi Mandiri. Dalam mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan industri nasional, PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 telah mampu mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40,22 persen. 

"Saat ini kedua Unit telah selesai dibangun dan telah beroperasi secara komersial untuk Unit 3 sejak tanggal 26 Juni 2019 dan Unit 4 sejak tanggal 5 September 2019," tambahnya.

Beroperasinya PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4, kata Achmad, pada Sistem Sumatera Bagian Utara (SBU) telah memperkuat keandalan sistem yakni berkontribusi hingga 16,75 persen terhadap beban puncak sistem Sumatera Bagian Utara. Adapun beroperasinya pembangkit ini mampu menurunkan Biaya Pokok Produksi Sistem Sumatera Bagian Utara sehingga mampu melakukan penghematan sebesar 82,9 Miliar rupiah per bulan.

"Dalam pengoperasiannya PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 menggunakan batubara berkalori ± 4.200 kcal/kg sebagai bahan bakar utama dengan kebutuhan batubara sebesar 2,16 juta metrik ton per tahun," tuturnya.

Lanjut Achmad, sejak awal operasi, PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 telah menyalurkan daya rata-rata sebesar 118,54 juta kWh/bulan ke sistem SBU. Sampai dengan Februari 2020, PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan Unit 4 secara total telah menyalurkan tenaga listrik ke sistem SBU sebesar 948,28 juta kWh. "Dalam proses pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan Unit 4 ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang," klaimnya.

Selain itu juga, kata Achmad, PLN telah turut aktif meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat di antaranya dengan melakukan peningkatan kualitas jalan Sei siur-Tanjung pasir sepanjang 5 km, pembangunan sumur bor untuk desa-desa sekeliling lokasi PLTU dan pengembangan tambak ikan masyarakat.

"PLN beserta seluruh insan kelistrikan akan tetap bekerja keras dalam menciptakan pembangkit yang handal untuk menerangi negeri dan mewujudkan listrik untuk Indonesia Hebat dengan dukungan seluruh masyarakat dan pemerintah," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement