Kamis 12 Mar 2020 00:20 WIB

Soal Corona, Tenaga Ahli Presiden: Percaya ke Pemerintah

Penanganan virus Corona dinilai tidak hanya cukup lewat narasi.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas medis menggunakan pakaian biosafety saat penyuluhan terkait pencegahan dan edukasi infeksi novel coronavirus (2019-nCov) di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (29/1).(Republika/Thoudy Badai)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas medis menggunakan pakaian biosafety saat penyuluhan terkait pencegahan dan edukasi infeksi novel coronavirus (2019-nCov) di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (29/1).(Republika/Thoudy Badai)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kepresidenan, Dany Amrul mengatakan, virus Corona membawa banyak efek bersandar disamping masalah kesehatan. Karenanya ia meminta pada masyarakat agar percaya pada pihak pemerintah terkait penangananya.

 

Baca Juga

Saat ini kita memang harus memperbaiki apa yang terjadi, khususnya kepanikan di masyarakat dan ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah,” ujar dia dalam diskusi di UI Salemba, Jakarta, Rabu (11/3).

 

Dia menambahkan, isu ekonomi saat ini menjadi perhatian yang harus diwaspadai. Sebab, ia khawatir, jika isu panik dan kesehatan di masyarakat reda, masalah penurunan ekonomi menjadi efek susulan dari wabah Covid-19.

 

“Kita juga harus fokus juga pada dampak resesi global. Komunikasi publik pada penanganan pasien sudah ada yang urus, terlebih dengan ditunjuknya jubir khusus,” kata dia.

 

Dalam kondisi saat ini, kata dia, UMKM harus didorong untuk meminimalisasi risiko dampak susulan dari wabah corona. Karenanya, untuk mendukung itu dia menyatakan, pihak pemerintah telah menurunkan suku bunga dan pajak korporat. “Termasuk juga mengkaji pajak perorangan. Itu semua untuk meningkatkan UMKM,” ucapnya.

 

Dia menyebut, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode ini hanya sekitar 4,6 persen. Hal itu mengingat ada banyak sektor ekonomi di Indonesia yang terpengaruhi wabah Corona. Utamanya China sebagai mitra utama Indonesia.

 

Dalam menghadapi isu corona, semua pihak tak bisa mengandalkan retorika. Akan tetapi juga membutuhkan visualisasi data yang akurat dari pemerintah. “Kita pemerintah akan buat visualisasi dengan angka dan manajeman isolasi, persis seperti Singapura. Jadi tidak cukup dengan narasi,” kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement