Kamis 25 Jun 2020 00:47 WIB

Mal Jateng Harus Tolak Pengunjung Jika Lebihi Kapasitas

Aturan ketat protokol kesehatan jadi kunci new normal di Jateng.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (ketiga kiri) bersama Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis (ketiga kanan), dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kedua kiri) mengunjungi pusat perbelanjaan modern di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/6/2020). Kunjungan di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern di Kota Semarang itu untuk memastikan kesiapan personel TNI-POLRI dalam mengawal penerapan protokol kesehatan di tempat keramaian guna mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: Antara/Aji Styawan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (ketiga kiri) bersama Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis (ketiga kanan), dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kedua kiri) mengunjungi pusat perbelanjaan modern di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/6/2020). Kunjungan di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern di Kota Semarang itu untuk memastikan kesiapan personel TNI-POLRI dalam mengawal penerapan protokol kesehatan di tempat keramaian guna mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Seluruh pengelola mal dan ritel modern di Jawa Tengah harus mematuhi protokol pengendalian jumlah pengunjung. Pengelola harus berani menolak pengunjung jika mal sudah melebihi kapasitas.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, dalam rangka penerapan protokol kesehatan dan protokol pencegahan Covid-19 di mal dan ritel modern bakal dikontrol berapa jumlah pengunjungnya. Jadi dari sisi okupansi kapasitasnya sudah terlalu banyak, maka pengelola mal harus berani menolak dan memastikan mereka untuk mau menunggu hingga sebagian pengunjung telah berkurang.

Baca Juga

“Nanti ya, sejam lagi, atau dua jam lagi baru boleh masuk ke dalam ruangan mal,” tegas Ganjar saat memantau salah satu mal penyedia peralatan rumah tangga, Queen City, di Jalan Pemuda Kota Semarang, Rabu (24/6).

Ia mengatakan, kalau dari okupansi ini bisa dikontrol, maka upaya pencegahan akan bisa berjalan dengan baik. Apalagi pemberlakuan tatanan normal baru yang taat pada protokol kesehatan itu berlaku untuk semua mal di Jawa Tengah.

Maka semuanya (mal) di Jawa Tengah diharapkan nanti bisa patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan. “Sehingga simulasi dan pembiasaan dalam melaksanakan protokol kesehatan menjadi penting untuk setiap pengelola mal,” tambahnya.

Secara umum, pelaksanaan protokol kesehatan dan protokol pencegahan telah dilaksanakan sebelum pengunjung masuk ke dalam mal tersebut. Mulai dari periksaan suhu tubuh serta pemberian cairan hand sanitizer oleh petugas mal.

Demikian halnya dengan penerapan physical distancing para pekerja, sistem antrean transaksi pembayaran dan lainnya. Artinya pengelola mau membuka mal dan melakukan uji coba kenormalan baru.

Ia juga berharap, ini bisa disimulasikan dengan baik. Pengunjung mal nanti yang masuk juga mematuhi antrean berjarak, selalu mengenakan penutup muka dengan masker dan memperhatikan model transaksi pembayaran.

Ssehingga bisnis tetap bisa berjalan, kebutuhan masyarakat terpenuhi dan orang berbelanja juga tidak rumit.“Tetapi semua mesti sadar diri, bahwa saat ini kondisinya belum baik 100 persen. Maka kenormalan barunya mesti disiapkan sebaik- baiknya agar semuanya tetap aman,” tegasnya.

Sementara itu, Vice President Kawan Lama Corporate, selaku pengelola mal Queen City, Dasep Suryanto menambahkan, manajeman mal siap mendukung bagaimana kesehatan tetap terjaga, namun di sisi lain geliat ekonomi tetap berjalan. Terkait dengan kehadiran orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini, diharapkan juga bisa menginspirasi bahwa datang ke ritel modern itu cukup aman karena tetap memerhatikan protokol kesehatan.

Mulai dari screening suhu tubuh, penerapan physical distancing serta protokol kesehatan lainnya. Jadi tidak ada kekhawatiran dari masyarakat untuk berbelanja. “Karena memang prosedur dan komitmen kesehatan, agar perekonomian terus menggeliat tetap dijalankan.

Ia juga memastikan seluruh karyawan yang masuk dan bekerja di mal tersebut semuanya juga dalam kondisi yang sehat. Kalau memang kondisi kesehatan badannya sedang kurang fit maka akan diistirahatkan hingga mereka benar- benar pulih dan siap beraktivitas kembali.

Termasuk dalam hal pengendalian jumlah pengunjung agar tidak terjadi antrean serta kerumunan pengunjung lebih banyak di dalam kawasan mal atau ritel moderen. Maka jumlah pengunjung pun diatur agar tidak melebihi kapasitas yang sesungguhnya.

Terkait dengan imbauan agar ada pembatasan jumlah pengunjung, Suryanto memastikan jika Queen City tetap akan melaksanakan. “Kita siap menjaga 50 persen dari jumlah atau kapasitas yang sebenarnya agar pengunjung tidak berlebih,” tambaahnya.

“Kita juga sepakat untuk menjaga jaga 50 persen pengunjung yang masuk ke dalam lingkungan mal tersebut, sebagai bagian dari upaya pencegahan terhadap penularan pandemic Covid-19,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement