Ahad 08 Nov 2020 19:01 WIB

Tracing Diperluas, Jumlah Kasus Covid di Lampung Meningkat

Terdapat penambahan 60 kasus baru Covid-19 di Provinsi Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Reihana.
Foto: Antara
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Reihana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung terus gencar melakukan perluasan tracing (pelacakan) kepada orang yang pernah kontak pasien positif sepekan terakhir. Hal tersebut menyebabkan jumlah pasien positif Covid-19 mengalami peningkatan.

 

Baca Juga

Jumlah pasien positif yang terdata di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung sampai Ahad (8/11) sebanyak 2.165 orang, ada penambahan 60 kasus lagi dari jumlah sebelumnya 2.105 orang. Sedangkan pasien yang meninggal dunia 97 orang, pasien positif yang sembuh 1.389 orang.

 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan, perluasan tracing kepada orang yang melakukan kontak dengan pasien positif telah dilakukan pada sepekan terakhir pada November 2020. "Perluasan tracing dilakukan secara snawball (bola salju)," kata Reihana, yang juga kepala Dinkes Lampung.

 

Reihana mengakui terjadi peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 di Lampung belakangan ini. Hal tersebut terjadi karena perluasan kontak tracing yang dicontohkan satu orang positif Covid-19 dapat dilakukan perluasan mencapai 200 orang.

 

Menurut dia, perluasan kontak tracing tersebut menjadi penting, untuk mengetahui dan memutus rantai penyebaran dan penularan virus corona  kepada masyarakat. Meski terdapat pasien positif yang meningkat, namun pasien positif yang sembuh juga bertambah.

 

Sedangkan kasus kematian pasien positif, Reihana yang juga Plt Dirut RSUD Abdul Moeloek Lampung tersebut mengatakan, terjadi karena pasien positif yang memiliki riwayat penyakit penyerta. Dia mengatakan, pasien positif yang meninggal sebagian besar berstatus kormobid (penyakit penyerta), misalnya penyakit jantung, hepatitis, diabetes, dan lainnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement