Sabtu 13 Feb 2021 16:31 WIB

Abdulhamid II Membawa Ottoman Keluar dari Kesulitan

Ada beragam kebijakan yang dilakukan selama pemerintahan Abdulhamid.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Fakhruddin
Abdulhamid II Membawa Ottoman Keluar dari Kesulitan (ilustrasi)
Foto: google.com
Abdulhamid II Membawa Ottoman Keluar dari Kesulitan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sudah 103 tahun, Sultan Abdulhamid II memerintahkan Kesultanan Ottoman selama 33 tahun. Pengaruh kekuasannya masih terasa sampai sekarang.

Menurut sumber sejarah, Abdulhamid lahir di Istanbul pada 21 September 1842. Dia merupakan putra Sultan Abdulmecid. Tumbuh di istana Ottoman, ia fasih berbicara dalam berbagai bahasa termasuk Prancis, Arab, dan Persia. Masa kecil dan masa remajanya bertepatan dengan periode Tanzimat, yaitu periode reformasi di Kekaisaran Ottoman yang dimulai pada tahun 1839.

Pemerintahan Abdulhamid dimulai pada 31 Agustus 1876. Kala itu, Ottoman tengah berada di tengah kesulitan ancaman, baik di dalam maupun di luar kekaisaran. Di tahun itu, dia menandatangani konstitusi tertulis pertama kekaisaran yang dikenal Kanun-i Esasi pada tanggal 23 Desember. Ini menjadi dasar bagi pemerintahan konstitusional.

Abdulhamid terkenal unggul dalam kebijakan luar negeri. Dia mengikuti perkembangan politik di seluruh dunia agar menjaga perdamaian bagi kekaisaran. Selain itu, dia berusaha memperkuat hubungan Ottoman dengan dunia Islam. Di antara para sultan Ottoman, Abdulhamid yang paling banyak menggunakan gelar khalifah.

Selama pemerintahannya, Abdulhamid juga mengirim ulama ke Afrika Selatan dan Jepang untuk menyebarkan Islam dan melawan negara-negara kolonial.

Dikutip Daily Sabah, Sabtu (13/2), pada tahun 1900, ia memerintahkan pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Damaskus, Suriah ke kota Mekkah dan Madinah di sepanjang wilayah Hejaz tepatnya di pantai timur Laut Merah. Sekarang wilayah tersebut menjadi bagian dari Arab Saudi. Pembangunan rel kereta api memakan waktu delapan tahun yang selesai pada 1908.

Ada beragam kebijakan yang dilakukan selama pemerintahan Abdulhamid. Pertama, dalam kebijakan ekonomi, dia memprioritaskan pelunasan utang yang tersisa dari pendahulunya dengan menandatangani perjanjian pada 20 Desember 1881 untuk melunasi sebagian besar utang.

Sementara itu, di bidang pendidikan, dia banyak membuka sekolah. Mulai dari sekolah dasar, sekolah untuk orang disabilitas, dan akademi militer. Sultan sangat terkenal menyukai olahraga. Bahkan, dia membangun tiga klub sepak bola Turki terbesar, yakni Besiktas, Galatasaray, dan Fenerbahce.

Selain itu, Abdulhamid juga membuka sejumlah jalur trem listrik. Jalan raya diperpanjang dan jalur telegraf dipasang melalui wilayah Basra yang sekarang terletak di Irak selatan dan Hijaz.

Sosok Abdulhamid dikenal sebagai sultan yang menyukai musik, opera, dan teater Barat. Selama hidupnya, dia memotong biaya istana sebanyak mungkin dan menjalani kehidupan yang sederhana.

Pada 13 April 1909, sekelompok pembangkang yang tidak puas dengan kekuasaan Abdulhamid melancarkan pemberontakan di Istanbul. Pemberontakan tersebut berlangsung 11 hari.

Abdulhamid II digulingkan pada 27 April 1909 dan digantikan oleh adik laki-lakinya, Mehmed V. Pada malam yang sama, dia dikirim ke Thessaloniki, Yunani bersama dengan 38 orang lainnya termasuk anggota keluarganya. Tiga tahun kemudian pada 1 November 1912, Abdulhamid II dikirim kembali ke Istanbul. Dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di Istana Beylerbeyi, di distrik bersejarah kota Üsküdar. Abdulhamid II meninggal di Istana Beylerbeyi pada 10 Februari 1918.

 

Sumber: https://www.dailysabah.com/arts/portrait/sultan-abdulhamid-ii-a-life-that-influenced-a-century

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement