Kamis 08 Apr 2021 03:53 WIB

Facebook Hapus Akun Terkait Kelompok Ekstremis Iran

Facebook menetapkan bahwa akun-akun tersebut dijalankan dari satu lokasi di Albania.

Facebook. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Facebook. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Pihak perusahaan Facebook pada Selasa (6/5) waktu setempat telah menghapus ratusan akun palsu yang terkait dengan kelompok Iran yang dianggap berbahaya. Akun tersebut memposting konten yang mengkritik pemerintah Iran dan mendukung Mujahidin-e-Khalq, kelompok pembangkang yang dikenal sebagai MEK. 

Dalam banyak kasus, akun Facebook dan Instagram mereka menggunakan nama dan foto profil palsu.

Baca Juga

Facebook menetapkan bahwa akun-akun tersebut dijalankan dari satu lokasi di Albania oleh sekelompok individu yang bekerja atas nama MEK. Facebook menemukan petunjuk lain yang menunjukkan apa yang disebut 'peternakan troll' dunia maya.

'Peternakan troll' ini di mana para pekerjanya sering dibayar untuk memposting konten, termasuk informasi yang salah, ke media sosial. Facebook mengatakan menghapus akun semacam itu berdasarkan perilaku mereka, bukan materi yang mereka posting.

Pertama, para peneliti menemukan bahwa aktivitas tersebut tampaknya mengikuti hari kerja Eropa tengah, dengan posting yang diambil setelah jam 9 pagi, melambat di penghujung hari, dan dengan jeda yang nyata pada waktu makan siang. Facebook, bagaimanapun, mengatakan tidak menemukan bukti orang dibayar.

"Bahkan troll perlu makan," kata Ben Nimmo, yang bekerja di investigasi intelijen ancaman global Facebook, dalam panggilan konferensi dengan wartawan hari Selasa.

Dewan Nasional untuk Perlawanan di Iran, sebuah kelompok yang mencakup MEK, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada akun yang berafiliasi dengannya atau MEK yang telah dihapus. Kelompok itu juga membantah keberadaan peternakan troll Albania yang berafiliasi dengan MEK.

MEK adalah kelompok terkemuka yang menentang pemerintah Iran. Kelompok itu membunuh orang Amerika sebelum Revolusi Islam 1979 dan dicap sebagai organisasi teroris oleh Departemen Luar Negeri hingga 2012. 

Jaringan akun palsu paling aktif pada 2017 dan lagi pada akhir 2020, kata Facebook. Secara keseluruhan, lebih dari 300 akun, halaman, dan grup di Facebook dan Instagram telah dihapus sebagai bagian dari tindakan perusahaan. Sekitar 112.000 orang mengikuti satu atau lebih akun Instagram.

Dalam beberapa kasus, akun palsu tersebut menggunakan foto selebriti Iran atau almarhum pembangkang. Sebagian kecil dari akun Instagram yang lebih baru tampaknya telah menggunakan gambar profil yang dibuat oleh komputer.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement