Ahad 19 Jun 2022 04:45 WIB

Penjualan Drone AS ke Ukraina Terhambat

Rencana AS menjual empat drone besar ke Ukraina, telah dihentikan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Esthi Maharani
Seorang tentara Ukraina melihat layar drone yang menunjukkan posisi pasukan Rusia selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.
Foto: AP/Oleksandr Ratushniak
Seorang tentara Ukraina melihat layar drone yang menunjukkan posisi pasukan Rusia selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rencana pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk menjual empat drone besar ke Ukraina, telah dihentikan. Menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, ada kekhawatiran bahwa peralatan pengawasan canggih itu akan jatuh ke tangan musuh.

Keberatan teknis atas penjualan itu dibahas selama tinjauan mendalam oleh Administrasi Keamanan Teknologi Pertahanan Pentagon, yang ditugaskan untuk menjaga teknologi bernilai tinggi itu agar tetap aman dari tangan musuh.

Sebelumnya, rencana yang beredar sejak Maret lalu itu telah disetujui oleh Gedung Putih. Rencana untuk menjual empat drone MQ-1C Grey Eagle yang dapat dipersenjatai dengan rudal Hellfire ke Ukraina, untuk digunakan di medan perang melawan Rusia, pertama kali dilaporkan awal Juni.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (18/6/2022), keberatan atas ekspor drone itu muncul karena kekhawatiran radar dan peralatan pengawasan pada drone, yang dapat menimbulkan risiko keamanan bagi Amerika Serikat jika jatuh ke tangan Rusia.

Sumber mengatakan pertimbangan ini telah diabaikan dalam tinjauan awal, tetapi muncul dalam pertemuan di Pentagon akhir pekan lalu. “Peninjauan keamanan teknologi adalah praktik standar untuk transfer alat pertahanan AS ke semua mitra internasional,” kata sumber itu.

Keputusan apakah akan melanjutkan kesepakatan atau tidak, sekarang sedang ditinjau lebih tinggi dari rantai komando di Pentagon. Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, menyebut waktu keputusannya masih tidak pasti.

Empat drone Gray Eagle buatan General Atomics, awalnya dijadwalkan untuk dikirim ke Angkatan Darat AS. Menurut dokumen anggaran Angkatan Darat, Grey Eagles masing-masing berharga US$ 10 juta atau setara Rp 148 miliar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement