Selasa 14 Feb 2023 14:59 WIB

Asprov PSSI Maluku Ungkap Jelimetnya Sepak Bola Indonesia, Butuh Pemimpin Hebat

PSSI harus jadi organisasi yang baik di tengah kompleksnya permasalahan.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Suporter sepak bola memasuki lapangan saat bentrokan antar suporter di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia, Sabtu, 1 Oktober 2022. Penonton tewas akibat festival Halloween di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 29 Oktober. , 2022 telah ditambahkan ke daftar panjang orang-orang yang telah dihancurkan di sebuah acara besar. Tragedi semacam itu telah terjadi di seluruh dunia untuk waktu yang lama di konser, acara olahraga, dan pertemuan keagamaan. Tragedi Kanjuruhan jadi salah satu puncak permasalahan sepak bola Tanah Air.
Foto: AP/Yudha Prabowo
Suporter sepak bola memasuki lapangan saat bentrokan antar suporter di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia, Sabtu, 1 Oktober 2022. Penonton tewas akibat festival Halloween di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 29 Oktober. , 2022 telah ditambahkan ke daftar panjang orang-orang yang telah dihancurkan di sebuah acara besar. Tragedi semacam itu telah terjadi di seluruh dunia untuk waktu yang lama di konser, acara olahraga, dan pertemuan keagamaan. Tragedi Kanjuruhan jadi salah satu puncak permasalahan sepak bola Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Provinsi (Asosiasi Provinsi) PSSI Maluku Sofyan Lestaluhu mengharapkan sosok ketua umum yang mempunyai program yang memperhatikan semua aspek dalam sepak bola secara menyeluruh tanpa ada satu pun yang tertinggal. Sofyan mengaku sudah mempunyai pilihan untuk Caketum PSSI periode 2023-2027 pada KLB tanggal 16 Februari 2023 nanti.

Dia menjelaskan, dalam sepak bola banyak hal yang saling berkaitan di antaranya adalah pembinaan usia muda, yang diharapkan dapat melahirkan bibit-bibit unggul yang kemudian mempunyai peran besar di tubuh Timnas Indonesia. Selanjutnya adalah perihal kepelatihan, menurutnya PSSI juga harus bisa menyediakan lisensi kepelatihan yang berkualitas agar dapat melahirkan pelatih-pelatih lokal yang mampu bersaing di level nasional.

Baca Juga

"Kemudian kompetisi yang baik dan yang paling utama adalah terkait manajemen organisasi," kata Sofyan saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (14/2/2023).

Menurutnya, PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia kerap dihadapi dengan persoalan yang begitu kompleks. Seperti masalah kerusuhan oleh suporter, di mana yang terbesar terjadi dalam Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban ratusan jiwa. Hingga membuat sepak bola menjadi industri yang profesional agar bisa memberikan kesejahteraan bagi para pemangku kepentingan. 

"PSSI perlu adanya sebuah organisasi yang baik yang memang dari tingkat Askab/Askot, Asprov dan PSSI itu bisa saling bersinergi untuk menjalankan sebuah kalender yang dilaksanakan di tingkatan PSSI pusat bisa dilaksanakan di tingkatan Asprov," kata Sofyan.

Di sisi lain, Sofyan mengatakan Erick Thohir sebagai sosok yang paling dibutuhkan oleh PSSI saat ini. Menurutnya, Menteri BUMN itu mempunyai kapasitas yang tepat untuk membawa industri sepak bola Indonesia semakin berkembang dan dengan begitu, perkembangan itu juga akan mengarah kepada prestasi Timnas Indonesia. 

"Kita tahu kan sepak bola ini kan lagi dalam masa pertumbuhan, berbicara masalah pertumbuhan itu kan banyak aspek yang ada di situ karena bicara sepak bola itu tidak bisa bicara secara parsial, harus bicara secara kolektifiitas," kata Sofyan.

"Kalau saya lihat kebutuhan kita saat ini PSSI butuh orang seperti Erick Thohir. Erick ini kan seperti yang orang lihat dia punya kemampuan manajemen, jadi PSSI butuh orang menajerial, orang ekonomi yang punya kemampuan yang bisa membawa PSSI ke arah yang lebih baik jadi industri sepak bola yang lebih baik," ujarnya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement