Kamis 16 Feb 2023 14:26 WIB

Arti Kemenangan Bagi Erick Thohir, Bukan Kemenangan Pemilihan Ketum PSSI

Erick mengajak semua pihak berkolaborasi demi rasa cinta pada sepak bola Indonesia.

Rep: Frederikus Bata/Muhammad Nursyamsi/ Red: Didi Purwadi
Ketua Umum PSSI Terpilih Erick Thohir menyampaikan keterangan kepada wartawan disela Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2023-2027 dalam Kongres Luar Biasa PSSI. Pada kongres tersebut Erick Thohir mendapatkan 64 suara atau unggul jauh dari La Nyalla Mattalitti yg mendapatkan 24 suara.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PSSI Terpilih Erick Thohir menyampaikan keterangan kepada wartawan disela Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2023-2027 dalam Kongres Luar Biasa PSSI. Pada kongres tersebut Erick Thohir mendapatkan 64 suara atau unggul jauh dari La Nyalla Mattalitti yg mendapatkan 24 suara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir akhirnya mendapatkan amanah dari sebagian besar pemegang suara (voters) untuk memimpin PSSI sebagai Ketua Umum pada Periode 2023-2027.

Erick menegaskan ini bukan kemenangan dirinya atas para calon kandidat lain. Karena, baginya, belum ada kemenangan apapun di saat Ketum PSSI baru terpilih hari ini. Terlebih karena mengembangkan sepak bola Indonesia masih membutuhkan kerja keras dan kerja sama semua pihak.

"Terima kasih atas amanah yang diberikan para voters. Ini tanggung jawab yang besar," ujarnya saat diminta memberikan pidato setelah hasil proses pengambilan suara selesai dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

"Belum ada kemenangan siang ini. Kita memang belum menang. Arti kemenangan, untuk saya, bukanlah menduduki jabatan ketua umum PSSI," ujar mantan Presiden Inter Milan ini.

Baca juga : PSSI Gelar KLB, Agum Gumelar: Banyaknya Calon Ketum Itu Hal Bagus

Erick menyebutkan bahwa kemenangan dalam membangun persepakbolaan Indonesia adalah pada saat setiap suporter sepak bola bisa pergi menikmati tim kesayangannya, tanpa harus merasa ketakutan. Kemenangan adalah ketika Indonesia mampu mencetak jago-jago muda terbaik yang membawa Indonesia bersaing di level internasional.

''Kemenangan juga adalah ketika kita bisa melihat senyum setiap warga negara Indonesia saat melihat Tim Nasional sukses membawa pulang piala,'' katanya. 

Menurut Erick, membawa kemenangan-kemenangan itu tidaklah mudah. Meraih kemenangan merupakan perjalanan yang terjal. 

"Tapi, percayalah, tidak ada yang mustahil kalau kita bekerja sama. Maka itu, saya memanggil dan mengajak para kandidat caketum, exco, pemilik klub, asprov, pemain, suporter, pecinta bola, dan setiap insan di negeri ini yang memimpikan sepak bola Indonesia bersih dan berprestasi, mari kita sudahi perbedaan dan perdebatan," katanya.

Baca juga : Menpora Apresiasi Iwan Bule Pimpin PSSI di Tengah Situasi ‘Gila’

Erick mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi rasa cinta pada sepak bola Indonesia. "Ketika saya bersedia dicalonkan sebagai ketua umum PSSI, saya menyatakan bahwa teori sepak bola sudah banyak, tetapi yang kita butuhkan adalah nyali," ucapnya.

Dan dia pun menambahkan, "Hari ini, sudah waktunya saya berhenti berbicara nyali.  Izinkan saya dengan kerendahan hati membuktikan nyali itu dengan kinerja saya untuk sepak bola Indonesia," katanya di hadapan peserta KLB PSSI.

Di awal pidatonya, Erick pun meminta hadirin yang hadir di KLB PSSI memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada seluruh kandidat Ketum PSSI. Apresiasi itu layak diberikan atas niat baik mereka memajukan sepak bola Indonesia.

“Saya ingin kita semua yang hadir dalam ruangan ini memberi tepuk tangan pada Pak La Nyalla, Pak Arief, Pak Doni, dan Fary Djemy Francis. Kita harus apresiasi niat baik semua yang ingin membenahi sepak bola kita," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement