Sabtu 18 Feb 2023 14:14 WIB

Shin Tae Yong Singgung Thomas Doll yang Belum Mau Melepas Ferrari

Thomas Doll enggan mengirimkan anak asuhnya ke timnas.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Didi Purwadi
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong setelah memimpin latihan Timnas U-20 di Stadion A Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong setelah memimpin latihan Timnas U-20 di Stadion A Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persiapan Tim Nasional Indonesia U-20 menuju Piala Asia bulan depan, belum maksimal. Pelatih Garuda Nusantara, Shin Tae-Yong, mengakui hal itu.

Ada beberapa penyebab. Salah satunya, sejumlah pemain yang dipanggil belum jua bergabung. STY lebih terfokus pada satu nama yakni, Muhammad Ferrari.

Ferrari masih bersama klubnya, Persija Jakarta. Pelatih Macan Kemayoran, Thomas Doll, enggan mengirimkan anak asuhnya ke timnas. Itu membuat STY kecewa.

"Semua klub melepas pemainnya ke timnas, hanya Persija yang tidak. Sangat disayangkan," kata juru taktik asal Korea Selatan ini dalam konferensi pers setelah partai uji coba Indonesia U-20 vs Fiji U-20 di GBK.

Menurut STY, seharusnya ada regulasi yang mengatur hal ini. Sehingga, klub bisa bekerja sama lebih efektif dengan timnas. Ia juga menyinggung dua nama lainnya yakni, Marselino Ferdinan dan Ronaldo Kwateh. 

Marselino belum bergabung dengan rekan-rekannya. Ronaldo baru saja tiba. Sang arsitek masih sedikit memahami kenyataan tersebut lantaran para wonderkid itu bermain di luar negeri.

Namun tetap saja, tidak bisa berlarut-larut. Waktu terus berjalan. Belum lagi proses naturalisasi pemain yang sedikit terlambat. ''Jujur sampai saat ini, sangat kurang waktunya untuk membuat tim yang baik,'' ujar STY.

Timnya baru saja menang telak 4-0 atas Fiji. Ini bagian dari rangkaian turnamen mini yang digagas PSSI. Duel tersebut berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2023) malam WIB.

Ia menyukai hasil akhir pertandingan itu. Jika bicara performa, menurut STY, level Arkhan Fikri dkk, belum cukup untuk bersaing di level Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement