Ahad 05 Mar 2023 22:49 WIB

Erick: Sarasehan Jadi Awal Transformasi Kompetisi Liga Indonesia

Erick Thohir merasa keberatan ketika Liga Indonesia dibilang liga yang tidak bagus.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir (tengah) didampingi Wakil Ketua Umum Ratu Tisha Destria (kiri) dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga (kanan) bersiap memberikan keterangan pers terkait hasil keputusan bersama Sarasehan Sepak Bola Indonesia di GBK Arena, Jakarta, Minggu (5/3/2023).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir (tengah) didampingi Wakil Ketua Umum Ratu Tisha Destria (kiri) dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga (kanan) bersiap memberikan keterangan pers terkait hasil keputusan bersama Sarasehan Sepak Bola Indonesia di GBK Arena, Jakarta, Minggu (5/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menginisiasi pelaksanaan Sarasehan Sepak Bola Nasional di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (4/3/2023). Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berharap acara sarasehan tersebut menjadi awal transformasi Liga Indonesia.

"Kita ingin memastikan sepak bola kita bertranformasi menjadi lebih bersih dan berprestasi. Tidak mungkin kita punya timnas yang kuat kalau liganya tidak kuat," kata lelaki yang akrab disapa ET tersebut.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mengaku merasa keberatan jika liga Indonesia berada di posisi bawah. Sebagai kekuatan ekonomi di Asia Tenggara, Erick sangat merasa keberatan ketika Liga Indonesia dibilang liga yang tidak bagus di Asia Tenggara dan berada di posisi bawah.

''Tetangga kita Thailand di klaim nomor satu, kenapa kita nggak," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pembenahan secara menyeluruh harus dijalankan tidak hanya di klubnya dan kompetisinya, tapi juga dengan suporternya. Sebab itu, kata dia, pihaknya mengimbau agar semua pihak harus berani membongkar dan punya nyali kalau mau membuat sepak bola Indonesia nomor satu.

"Kemudian, terkait jam tanding jangan terlalu malam, yang akan membuat para suporter sulit pulang ke rumah, sehingga ada tingkat kriminalitas di jalanan. Ini yang harus jadi bagian penting kita harus memberi solusi pada mereka," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement