Ahad 05 Mar 2023 23:46 WIB

Sistem Play-off Akan Membuat Liga 1 Semakin Menarik

Persetujuan play off diambil dalam 'Sarasehan Sepak Bola Nasional' yang digelar PSSI.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memberikan keterangan pers terkait hasil keputusan bersama Sarasehan Sepak Bola Indonesia di GBK Arena, Jakarta, Ahad (5/3/2023).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memberikan keterangan pers terkait hasil keputusan bersama Sarasehan Sepak Bola Indonesia di GBK Arena, Jakarta, Ahad (5/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub-klub Liga 1 Indonesia sepakat menggelar musim 2023-2024 dengan format kompetisi penuh. Bedanya, ada tambahan babak penentuan (play-off) juara untuk tim-tim yang berada di posisi empat besar pada akhir musim.

"Ini terobosan yang menarik, akan ada pertandingan di empat besar. Itu akan meningkatkan 'value' dari kompetisi tersebut. Kami sangat menunggu pelaksanaannya," ujar Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono, dalam konferensi pers dengan PSSI, di Jakarta, Ahad (5/3/2023).

Persetujuan tersebut diambil dalam 'Sarasehan Sepak Bola Nasional' yang digelar PSSI di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/3/2023). Menurut Teddy, sebenarnya ada dua opsi skema pelaksanaan Liga 1 2023-2024. Selain kompetisi penuh, pilihan lain adalah digelar dengan sistem turnamen, di mana klub-klub peserta dibagi ke dalam tiga grup.

Liga 1 2023-2024 rencananya akan berlangsung mulai Juli 2023 sampai April 2024. "Diskusi (dalam sarasehan-red) berlangsung terbuka dengan pembahasan yang mendetail. Namun, 18 klub Liga 1 memilih opsi kedua yaitu berlangsung dengan kompetisi penuh dan 'play-off'," kata dia. Jika dijalankan, Teddy menyebut klub-klub Liga 1 Indonesia juga berharap adanya peningkatan kualitas dan kuantitas wasit.

Sementara Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa pada dasarnya pihaknya ingin meningkatkan kualitas Liga 1 dan juga Liga 2. Erick tidak mau liga profesional Indonesia dipandang sebelah mata oleh komunitas sepak bola internasional.

"Kami tidak mau menganakemaskan Liga 1 atau Liga 2. Ketika berdiskusi dalam sarasehan, kami sepakat mau menjadikan Indonesia sebagai salah satu kiblat sepak bola di Asia Tenggara. Jangan lagi kita dianggap sebagai liga terendah di Asia Tenggara. Jadi harus ada terobosan. Kita tidak boleh seperti katak dalam tempurung," tutur pria yang juga Menteri BUMN itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement