Ahad 19 Mar 2023 18:58 WIB

Target Jangka Panjang PSSI, Indonesia Tembus Peringkat 50 Besar Dunia

Timnas Indonesia terus merajut mimpi.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain Timnas U-20 Indonesia Hokky Caraka (kanan) bersama rekan setimnya melakukan selebrasi seusai berhasil mencetak gol ke gawang Timnas U-20 Suriah dalam kualifikasi Grup A Piala Asia U-20 di Stadion Lokomotiv, Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (4/3/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pemain Timnas U-20 Indonesia Hokky Caraka (kanan) bersama rekan setimnya melakukan selebrasi seusai berhasil mencetak gol ke gawang Timnas U-20 Suriah dalam kualifikasi Grup A Piala Asia U-20 di Stadion Lokomotiv, Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (4/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir membicarakan target jangka panjang sepak bola Indonesia. Ini tentang level tim nasionalnya.

Sudah saatnya, penggemar garuda bermimpi besar. Hingga pada titik tertentu, mencapai sasaran yang diinginkan semua pihak. Menurut Erick, pada 2045, kita memasuki masa keemasan di olahraga terpopuler tanah air ini.

Baca Juga

"Paling tidak kita masuk 50 besar dunia (peringkat FIFA)," kata Erick saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta, Ahad (19/3/2023).

Jelas, bukan sesuatu yang mudah mendapai tahapan tersebut. Tokoh yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini mengakuinya. Namun selalu ada jalan jika dilakukan lewat kerja keras dan langkah sistematis.

PSSI baru saja menggelar sarasehan antara Komite Eksekutif (Exco) dengan Asosiasi Provinsi (Asprov). Salah satu program yang didiskusikan yakni pengembangan usia dini. Muaranya untuk mewujudkan target jangka panjang di atas.

"Dari sarasehan ini akan menjadi keputusan bersama. Kita memberanikan diri, pembinaan usia dininya dimulai dari sembilan tahun, bukan 12 atau 14 tahun," ujar Erick.

Indonesia ingin mulai berkompetisi di level teratas pada 2034, juga 2038. Oleh karenanya, semua pihak terkait perlu menyiapkan secara detail dari sekarang. Bibit-bibit muda berkualitas menjadi faktor terpenting.

Pada intinya, ia menegaskan, sarasehan seperti ini merupakan upaya mendengar pendapat. Para Exco tidak bisa mengeluarkan kebiajakan tanpa memahami isu dari bawah. Itu menjadi budaya yang terus digencarkan.

Sebelumnya, Exco sudah berdiskusi dengan pihak Liga 1 dan Liga 2. Kali ini giliran para Asprov bersuara. Muaranya adalah langkah solutif untuk sepak bola tanah air.

"Banyak masukan dari para Asprov. Kita jangan bicara masalah satu dan lainnya. Kita harusnya mencari solusi bersama," tutur Erick.

Solusi tersebut harus konkret dijalankan. Sehingga perlahan tapi pasti, satu per satu bisa diwujudkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement