Senin 20 Mar 2023 15:52 WIB

Langkah Erick Thohir Fokus Pembinaan Usia Dini Diapresiasi

Pembinaan usia dini wujud keseriusan PSSI dalam memajukan sepak bola Indonesia

Ketua Penyelenggara FIFA U-20 World Cup 2023 (LOC), Erick Thohir, mengunjungi Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Soreang, Bandung, pada Sabtu (11/3/2023) sore.
Foto: dok Republika.co.id
Ketua Penyelenggara FIFA U-20 World Cup 2023 (LOC), Erick Thohir, mengunjungi Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Soreang, Bandung, pada Sabtu (11/3/2023) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta agar seluruh Asprov se-Indonesia untuk memberikan perhatian serius pada pembinaan usia dini. Hal itu disampaikan Erick Thohir saat menggelar sarasehan bersama para Asprov di seluruh Indonesia, kemarin. 

Direktur SSB Persatuan Sepak Bola Indramayu (Persindra) ED Riyandi memuji langkah Erick Thohir tersebut yang dinilai sebagai wujud keseriusan PSSI dalam memajukan sepak bola Indonesia ke depan.  

Baca Juga

Menurutnya, dengan melihat langkah strategis yang dilakukan Erick Thohir sudah terlihat upaya untuk memenuhi janji-janjinya kepada masyarakat pecinta sepak bola Indonesia dengan memberikan perhatian serius dalam pembinaan usia dini. 

“Saya sebagai bagian dari SSB, orang yang peduli pada pembinaan usia dini terutama sepak bola tentu berpikir bahwa apa yang dilakukan oleh Erick Thohir hari ini adalah bagian dari upaya pemenuhan janji-janji dia sebagai ketua PSSI, dan itu hukumnya fardhu a’in. Artinya kewajiban yang tidak bisa diwakilkan tapi harus ditunaikan secara benar,” kata Riyandi dalam keterangan persnya, Senin (20/3).

Menurut Riyandi, pembinaan usia dini menjadi roh utama dalam sepak bola satu negara atau klub profesional. Negara-negara yang sepak bolanya maju, kata Riyandi tidak terlepas dari perhatian federasinya dalam pengembangan pemain usia dini. 

“Dalam arti pembinaan usia dini itu ibaratnya roh utama, tidak ada satu negara yang kemudian olahraganya bagus, sepak bolanya maju jika pembinaan usia dininya apa adanya, tidak ada prestasinya dan kalau dijalankan apa adanya yak nggak bakalan maju,” ujarnya. 

“Di negara manapun yang sepak bolanya maju tak lepas pembinaan usia dini. Di Indonesia harus sangat-sangat serius, benar-benar ditata dengan rapih dengan segala macam bentuk program fasilitas dan segalanya. Karena itu Indonesia harus bisa kembali lagi pada pembinaan usia dini yang cukup, bahkan harus lebih lagi karena kita sudah banyak ketinggalan dan kita mengapresiasi apa yang dilakukan oleh ketua PSSI hari ini,” ungkapnya. 

Dijelaskan mantan redaktur bola harian Indopos ini, pemain-pemain muda bertalenta di Timnas Indonesia banyak yang datang dari daerah-daerah di tanah air. Untuk itu, permintaan Erick Thohir kepada para Asprov ini sangat tepat dan harus dieksekusi secepatnya oleh Asprov untuk kemajuan sepak bola Indonesia ke depan.

“Lahirnya talenta-talenta sepakbola nasional yang baik itu dari segala penjuru tanah air, dan itu tidak lepas dari bagusnya pengelolaan sepak bola di usia dini. Tidak mungkin lahirnya seorang pemuda-pemuda bertalenta baik, jika pada saat usia dini mereka sudah trauma dengan sepak bola, ini penting. Tidak mungkin lahir seorang Messi jika Messi tidak kemudian terlibat dari sepak bola usia dini,” jelasnya.

Diyakini Riyandi, jika PSSI benar-benar konsen terhadap pembinaan usia dini dari sekarang maka 5 sampai 10 tahun ke depan akan muncul pemain-pemain muda terbaik dan PSSI tidak lagi menggunakan pemain naturalisasi untuk meraih prestasi. 

“5 sampai 10 tahun kedepan kita tidak perlu lagi menggunakan pemain naturalisasi, bukannya Kemudian kami mendeskriminasi itu, tetapi kita ingin yakin dan percaya bahwa masih banyak nanti akan lahir mungkin Kurniawan Dwi Julianto baru dengan segala talentanya yang akan membawa harum bangsa ini, saya pikir itu,” paparnya. 

Lebih jauh Riyandi, langkah serius Erick Thohir ini juga harus didukung dengan fasilitas seperti lapangan hingga bola. Pasalnya, jika keinginan ini tidak disertakan dengan bantuan fasilitas-fasilitas seperti itu maka akan sulit juga menciptakan atau melahirkan pemain-pemain bertalenta ke depan. 

“Jadi apa yang menjadi kendala selama ini yang harus dipenuhi PSSI dari kacamata saya sebagai Dirut SSB Persindra, pertama adalah faktor dukungan fasilitas paling sederhana adalah kita butuh lapangan, Kita butuh tiang gawang bahkan lebih kita butuh ratusan bola, kita butuh fasilitas sewajarnya, sebaik-baiknya, sesederhananya sekalipun untuk kami di kabupaten,” ucapnya.

“Karena tidak mungkin lahir seorang pemain nasional jika kemudian dia tidak tumbuh bagus dan besar di kabupatennya, jadi Pak Erick Thohir tolong kalau bisa gerilyalah dari kabupaten ke kabupaten, tidak cukup di Asprov saja, Indonesia ini besar,” tambahnya.

Diakui Riyandi, untuk Provinsi Jawa Barat sendiri ada ribuan SSB yang membutuhkan perhatian PSSI, baik pelatih berlisensi hingga kebutuhan fasilitas. Pesindra sendiri, kata Riyandi masih membutuhkan dukungan fasilitas demi calon pemain-pemain Timnas Indonesia ke depan. 

“Jadi logikanya sangat sederhana sekali, tidak mungkin lahir sepak bola bagus jika kita tidak punya lapangan sepak bola, jadi beri kami fasilitas itu ini penting. Kalau bisa satu desa satu lapangan, tolong ini program yang harus dilakukan oleh PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir demi kemajuan sepak bola Indonesia,” tandasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement