Selasa 28 Mar 2023 13:16 WIB

Perjuangan PSSI Melobi FIFA agar tak Menghukum Sepak Bola Indonesia Dapat Acungan Jempol

Ketum PSSI Erick Thohir terbang ke Swiss demi meredam palu FIFA.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Erick bergerak cepat untuk melobi FIFA agar Piala Dunia U-20 tetap di Indonesia.
Foto: Republika
Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Erick bergerak cepat untuk melobi FIFA agar Piala Dunia U-20 tetap di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asprov PSSI Maluku Sofyan Lestaluhu mendukung penuh langkah PSSI yang tengah memperjuangkan agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Ketum PSSI Erick Thohir dikabarkan langsung terbang ke markas FIFA di Zurich, Swiss, untuk konsultasi lebih lanjut terkait polemik kehadiran Timnas Israel. 

Sofyan memahami adanya penolakan dari beberapa pihak terkait keikutsertaan Timnas Israel pada turnamen ini. Namun, ia menegaskan, sepak bola harus dipisahkan dari urusan politik. Timnas Israel melaju ke partai final Piala Dunia U-20 setelah lolos dari babak kualifikasi dengan maju sebagai runner-up Piala Eropa U-19 2022.

Baca Juga

"Jadi sepak bola harus tetap hidup dan jalan, kita harus pisahkan urusan olahraga dan urusan politik. Ini adalah kesempatan bagi Indonesia melalui PSSI untuk menunjukan kepada dunia bahwa kita mampu untuk melaksanakan event sebesar Piala Dunia U-20," kata Sofyan saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/3/2023).

Ia menegaskan, pihaknya mendukung penuh PSSI dan pemerintah yang mempunyai ambisi untuk menjadi tuan rumah event tersebut. Menurutnya, menjadi host dalam kejuaraan sepak bola terbesar nomor 2 akan sangat baik untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Pasalnya, Indonesia akan memiliki kesempatan main dengan calon pemain-pemain ternama.

Namun, penolakan terhadap Timnas Israel baru-baru ini sangat kontra produktif dengan misi perkembangan sepak bola Indonesia tersebut. FIFA juga telah memberikan peringatan dengan membatalkan drawing yang seharusnya dilaksanakan di Bali pada 31 Maret 2023. Sofyan menyayangkan jika akhirnya Indonesia terancam batal menjadi tuan rumah event tersebut.

"Saya yakin ini merupakan sebuah proses yang panjang dan kita sekarang sudah berada di ujung dan hampir melaksanakan kegiatan ini, jangan sampai ulah kita sendiri membuat FIFA sebagai Federasi dunia ragu dengan kita,maka sangat disayangkan jika akan terjadi hal hal yang tidak kita inginkan terkait dengan jadi tidaknya kegiatan ini," kata dia.

"Kita harus yakinkan semua pihak, termasuk FIFA, pemerintah dan masyarakat, ini adalah kesempatan emas bagi sepak bola Indonesia," ujarnya menambahkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement