Selasa 28 Mar 2023 15:01 WIB

Conte Tetap Berharap yang Terbaik untuk Spurs

Conte sepertinya tidak mau menutup kiprahnya di Spurs dengan kenangan buruk.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Antonio Conte sepakat untuk meletakkan jabatannya sebagai pelatih Tottenham Hotspur dengan kesepakatan bersama, Senin (27/3/2023).
Foto: EPA-EFE/TOLGA AKMEN EDITORIAL USE ONLY.
Antonio Conte sepakat untuk meletakkan jabatannya sebagai pelatih Tottenham Hotspur dengan kesepakatan bersama, Senin (27/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Antonio Conte dan Tottenham Hotspur resmi mengakhiri kerja sama pada awal pekan ini. Eks pelatih timnas Italia itu meninggalkan kursi pelatih the Lilywhites setelah 16 bulan dipercaya menukangi Harry Kane dan kawan-kawan

Conte mulai menjabat sebagai pelatih kepala the Lilywhites pada 2 November 2021. Saat itu, mantan pelatih Chelsea itu ditunjuk menggantikan Nuno Espirito Santo. Kurang dari semusim penuh membesut Spurs, Conte membawa klub asal London Utara itu finis di peringkat empat klasemen akhir Liga Primer Inggris musim lalu.

Baca Juga

Berhasil finis di empat besar Liga Primer Inggris musim lalu dan tampil di Liga Champions, Spurs menatap musim ini dengan optimisme tinggi. Spurs menorehkan rekor tidak terkalahkan dalam enam laga awal Liga Primer Inggris. Namun, secara perlahan, the Lilywhites tidak mampu menjaga konsistensi permainan.

Sempat begitu perkasa membungkam juara bertahan, Manchester City, 1-0, awal Februari 2023, Spurs malah menyerah, 1-4, di tangan Leicester City di laga berikutnya. Conte akhirnya benar-benar tidak bisa menahan kegeramanya usai kegagalan anak-anak asuhnya memetik kemengan saat melawat ke markas Southampton, dua pekan lalu.

Dalam laga terakhir menuju jeda internasional kedua pada musim ini, Spurs ditahan imbang Southampton, yang saat itu berada di dasar klasemen sementara, 3-3. Padahal, Spurs sempat unggul 3-1. Kekecewaan akibat hasil imbang itu terasa setara dengan sebuah kekalahan.

Pascalaga, Conte sempat melontarkan kritik keras terhadap performa anak-anak asuhnya. Para penggawa Spurs dinilai tidak mampu bermain sebagai sebuah tim yang solid di laga tersebut. Kritik Conte pun berlanjut dan menyasar pemilik klub, yang dianggap tidak bisa menyuntikkan kultur kemenangan di tim utama.

Selain itu, mantan pelatih Juventus itu juga menyebut, Spurs tidak terbiasa untuk tampil di laga-laga penting dan memiliki keberanian untuk tampil di bawah tekanan. Kondisi ini, ujar Conte, yang membuat Spurs tidak pernah mampu meraih titel gelar juara dalam dua dekade terakhir.

Kritik keras itu tidak ayal langsung memicu rumor pemecatan pelatih berusia 53 tahun tersebut. Akhirnya, kurang lebih delapan hari pascalaga kontra Southampton, Spurs memutuskan menyudahi kontrak kerja sama dengan Conte. Kedunya pun sepakat untuk berpisah dan mengakhiri kerja sama.

Conte sepertinya tidak mau menutup kiprahnya di Spurs dengan kenangan buruk, terutama soal kritik dan kegeraman pascalaga kontra the Saints. Dalam sebuah unggahan di akun media sosialnya, mantan pelatih Inter Milan itu tetap berusaha memberikan kesan positif dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di the Lilywhites.

''Sepak bola adalah gairah. Saya ingin berterima kasih secara mendalam kepada semua pihak di Spurs yang menghargai dan berbagi gairah dan cara intensif saya dalam melatih,'' tulis Conte di akun Instagramnya seperti dilansir BBC, Selasa (28/3/2023).

Tidak ketinggalan, mantan gelandang bertahan itu juga mengucapkan terima kasih kepada fan Spurs yang telah memberikan dukungan kepada dirinya. Tidak hanya itu, Conte juga ternyata masih berharap, Spurs bisa meraih kesuksesan pada masa mendatang atau setidaknya bisa mengakhiri puasa gelar yang terentang sejak musim 2006 silam.

''Kenangan spesial pada para pendukung Spurs, yang selalu memberikan dukungan dan apresiasi. Benar-benar tidak dilupakan saat mereka memanggil nama Anda. Perjalanan kita telah berakhir, tapi saya tetap berharap kesuksesan buat Anda pada masa mendatang,'' kata Conte.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement