REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Chelsea Graham Potter mengaku memahami kekecewaan para suporter yang menuntutnya untuk mundur dari kursi kepelatihan. The Blues gagal memaksimalkan status tuan rumah dan harus menanggung malu di hadapan pendukung sendiri saat mereka takluk dari Aston Villa pada lanjutan pekan ke-29 Liga Primer Inggris di Stamford Bridge, Sabtu (1/4/2023).
Teriakan 'boo' terdengar di sekitar Stamford Bridge saat tim Potter kalah di kandang, yang merupakan kekalahan kandang keempat sejak manajer mengambil alih pada September 2022. Selain itu, hasil dari pertandingan ini juga membuat mereka tergelincir di bawah Villa dan masuk ke paruh bawah klasemen Liga Primer Inggris.
"Hari ini sedikit kemunduran, tentu saja. Kami bisa merasakan sakitnya suporter. Kami harus membereskan diri dan kembali bermain pada hari Selasa," kata sang manajer usai pertandingan, dikutip dari Independent, Ahad (2/4/2023). "Saya mengerti ketika Anda kalah di kandang, emosi pertandingan itu sedemikian rupa, sehingga orang akan kecewa, frustrasi, dan marah," ujarnya.
"Apapun kritik yang datang, saya harus menerimanya," katanya.
Pada pertandingan tersebut, The Blues takluk 0-2 lewat gol Ollie Watkins dan John McGinn. Kekalahan tersebut membuat Chelsea harus keluar dari 10 besar klasemen sementara dan menempati peringkat 11 dengan koleksi 38 poin. Sebab itu, wajar jika tekanan kepada Potter semakin besar karena performa klub saat ini.
Pakar transfer Fabrizio Romano menyebut Chelsea sudah mulai mempertimbangkan rencana untuk memecat Potter dan Julian Nagelsmann dianggap sebagai sosok yang cocok untuk menggantikan posisi Potter yang juga baru saja meninggalkan kursi kepelatihan Bayern Muenchen.