Jumat 07 Apr 2023 06:53 WIB

Indonesia Terbebas Sanksi Berat FIFA, Akmal Marhali: Jangan Lagi PDIP

Akmal meminta pemerintah bisa meredam gejolak, memisahkan politik dan sepak bola.

Pemain Timnas U-20 mengikuti sesi latihan terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Pelatih Timnas Indonesia U-20 Shin Tae-yong resmi membubarkan Timnas U-20 setelah skuad berjuluk Garuda Nusantara itu batal bermain pada Piala Dunia U-20 dengan status sebagai tuan rumah.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pemain Timnas U-20 mengikuti sesi latihan terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Pelatih Timnas Indonesia U-20 Shin Tae-yong resmi membubarkan Timnas U-20 setelah skuad berjuluk Garuda Nusantara itu batal bermain pada Piala Dunia U-20 dengan status sebagai tuan rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menyambut baik hasil lobi Ketua Umum PSSI Erick Thohir kepada Presiden FIFA Gianni Infantino. Setelah menjalin komunikasi dengan pemimpin otoritas sepak bola dunia itu, Indonesia, dalam hal ini PSSI tidak mendapatkan sanksi berat. 

FIFA hanya menjatuhkan sanksi administratif berupa pembatasan dana subsidi FIFA Forward. Ini seiring pencabutan mandat Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. 

Baca Juga

Akmal menyoroti secara khusus sikap dan dukungan pemerintah agar Indonesia bisa terlibat dalam panggung sepak bola lebih besar. Menurut dia, berkaca pada pembatalan tuan rumah Piala Dunia U-20, peran serta pemerintah amat besar. Terutama meredam penolakan yang mungkin terjadi di dalam negeri terkait kedatangan tim atau kontingen negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik, atau punya citra buruk di mata rakyat Indonesia seperti Israel.

“Jangan main-main lagi ke depan, pemerintah harus bisa meredam gejolak, memisahkan politik dan sepak bola. Jangan sampai terjadi lagi PDIP alias Piala Dunia Isinya Politik," kata Akmal dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Jumat (7/4/2023) pagi. 

Menurut dia, apa yang terjadi kemarin berkaitan dengan Piala Dunia U-20 memalukan. Beruntung lewat lobi-lobi yang ciamik, FIFA tidak menghukum Indonesia dengan berat.

"Cuma kalau ke depan kejadian lagi, sulit buat kita berkelit. Pemerintah harus berkomitmen terhadap sepak bola, tidak dimasuki intervensi politik,” kata Akmal.

Akmal berharap Indonesia punya peluang lagi untuk menggelar event besar sepak bola dunia dan sukses menyelenggarakannya. Dengan itu, PSSI dan Indonesia secara umum bisa memulihkan nama baik di panggung internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement