Rabu 12 Apr 2023 21:00 WIB

Aremania Ajak Masyarakat Tolak Renovasi Stadion Kanjuruhan

Renovasi dikhawatirkan akan menghilangkan sejarah atas Tragedi Kanjuruhan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah Aremania melakukan aksi demonstrasi menuntut keadilan atas tragedi Kanjuruhan belum lama ini. 
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Sejumlah Aremania melakukan aksi demonstrasi menuntut keadilan atas tragedi Kanjuruhan belum lama ini. 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aremania yang tergabung dalam Tim Gabungan Aremania (TGA) mengajak masyarakat untuk menolak renovasi Stadion Kanjuruhan, Malang. Rencana renovasi ini dikhawatirkan akan menghilangkan sejarah dan membuat masyarakat lupa atas Tragedi Kanjuruhan.

Berdasarkan hal tersebut, TGA mulai 12 April 2023 resmi membuka kanal dukungan (petisi). Melalui petisi ini, masyarakat umum secara online diharapkan bersama-sama menolak renovasi. Petisi tersebut dapat diakses pada Change.org melalui tautan bit.ly/TolakRenovasiKanjuruhan

Baca Juga

Koordinator TGA, Dyan Berdinandri menegaskan, Stadion Kanjuruhan termasuk tempat kejadian perkara. Dalam hal ini termasuk sebagai salah satu bukti terjadinya Tragedi Kanjuruhan. "Merenovasinya, bagi kami sama saja menghilangkan barang bukti," katanya di Kota Malang, Rabu (12/4/2023).

Selain itu, renovasi juga akan menjadikan masyarakat lupa atas kejadian yang menewaskan 135 orang. Oleh karena itu, pihaknya tegas menolak renovasi dan menyarankan Stadion Kanjuruhan untuk menjadi memorial atau monumen. Sementara itu, stadion baru dapat dibangun di sekitarnya atau di lokasi lain.

TGA juga meminta kembali agar Pemerintah Indonesia untuk lebih serius memperhatikan para korban dan keluarga korban. Kemudian mengupayakan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara tuntas.

Menurut Dyan, ini sudah bukan lagi persoalan sepak bola atau suporter semata. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang memberikan dampak buruk bagi semua kalangan secara umum. "Khususnya bagi masyarakat Malang Raya,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, TGA juga menyerukan keadilan bagi para korban dan keluarganya. Lalu menuntut pertanggungjawaban negara dan mendesak perhatian kemanusiaan global untuk memperingati para korban tragedi Kanjuruhan. Kemudian juga mencegah kejadian serupa terjadi lagi di masa depan.

TGA juga berinisiatif mengajak seluruh elemen masyarakat, baik individu, kelompok, dan organisasi di seluruh dunia untuk mendukung upaya mewujudkan Kanjuruhan Memorial (monumen peringatan tragedi). "Ini akan menjadi monumen yang didedikasikan untuk para korban dan pengingat bagi kita semua bahwa tragedi seperti ini tidak boleh terjadi lagi," kata Dyan menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement