REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI akan memberikan uang senilai Rp 2 Miliar kepada PSM Makassar sebagai juara Liga 1 musim 2022/2023, demikian disampaikan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Erick menyatakan ia telah menjalin komunikasi dengan PT Liga Indonesia Baru selaku operator Liga 1.
Dari situ sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut menilai sistem pengelolaan keuangan di LIB dan PSSI belum ideal. "Untuk yang sekarang saya berikan dua miliar (kepada PSM), tahun depan harus menjadi sebuah sistem. Sistem yang disepakati bersama antara liga, PSSI, dan klub. Supaya ini semua terbuka," kata Erick pada konferensi pers di GBK Arena, Jakarta, Rabu siang.
"Hari ini saya putuskan karena jerih payah pemain dan pelatih, dan juga PSM sudah coba sebesar-besarnya kita kasih bonus," tambahnya.
Meski demikian, Erick tidak memberi penjelasan lebih jauh mengenai sumber dana bonus dua miliar kepada PSM tersebut. "Nanti dari mana (uangnya), kita pikirkan. Masak tidak percaya. Setelah Lebaran (diberikan), ini kan bank sudah tutup semua. Silakan kontak Pak Sadikin (Aksa, Direktur Utama PSM). Saya sudah kontak langsung, silakan tanya," ucap mantan Presiden Inter Milan itu.
Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa PSM tidak mendapatkan hadiah uang dari PT LIB meski mereka berstatus juara liga. Hal itu diakui oleh Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus yang menyatakan bahwa keputusan untuk tidak memberikan hadiah uang kepada juara liga telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan hal itu telah berlangsung sejak 2018 silam.
Polemik mengenai hadiah uang kepada juara Liga 1 sempat memicu reaksi publik karena beberapa pemain PSM sempat mengeluhkan hal itu secara tersirat melalui akun media sosialnya. Sebagian orang kemudian membandingkan hadiah uang yang didapat dari turnamen-turnamen pramusim seperti Piala Presiden yang berhadiah Rp 2 M , dan Piala Kemenpora yang berhadiah Rp 3 M.
Pengelolaan keuangan di PSSI dan operator liga pun semakin menjadi target pembenahan yang dilakukan oleh Erick Thohir. Ke depannya ia menjanjikan pembenahan dan transparansi keuangan sepak bola nasional.
"Tetapi yang ke depan, tentu harus ada sistem di liga. Seperti apa yang namanya biaya pertandingan atau mungkin match fee bahasa Inggrisnya untuk pertandingan si klub itu, ataupun nanti ada ranking satu, dua, tiga atau ranking dari bawah seperti apa dapatnya. Nah itu saya minta nanti sebelum liga ini berputar dibuka," ucap Erick.