REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muhammad Ali dikenang sebagai salah satu petinju terbesar yang pernah tampil di arena ring tinju. Tidak hanya soal pencapaian di atas ring, mantan juara dunia tinju kelas berat itu juga kerap memicu kontroversi tersendiri di luar ring.
Ali sempat menolak untuk ikut serta dalam wajib militer dan terlibat dalam perang Vietnam pada akhir dekade 60an hingga awal dekade 70an. Sikap keras Ali ini pun sempat berujung pada larangan kepada dirinya bertarung di sejumlah tempat di Amerika Serikat. Begitu pula dengan sikap keras Ali soal isu diskriminasi rasial.
Ali kerap dianggap menjadi simbol perlawanan terhadap isu-isu tersebut. Terlepas dari berbagai kontroversi tersebut, Ali juga dikenal sebagai muslim yang taat. Mulai memeluk agama Islam pasca 1961, Ali, yang saat itu memiliki nama Cassius Clay, mengganti namanya menjadi Muhammad Ali.
Dengan gaya bicara yang blak-blakan, Ali pun tidak ragu menyebarkan pesan-pesan dan dakwah keislaman. Hal ini seperti terlihat dalam sebuah wawancara Ali dengan jurnalis ternama asal Inggris, Michael Parkinson, pada 1981 silam dalam sebuah program keluaran BBC.
Dalam sesi wawancara tersebut, petinju kelahiran Louissville, Kentucky, itu sempat mendapatkan pertanyaan unik dari Parkinson. Saat itu, Parkinson bertanya, apakah selama ini Ali memiliki pengawal pribadi atau //bodyguard//. Ali pun merespons pernyataan tersebut dengan gaya satir.
Ali terlihat mencoba mengingat-ingat sembari menghitung menggunakan jarinya. Respon Ali ini sempat mengundang tawa dari penonton dan Parkinson. Namun, Ali kemudian mengeluarkan jawaban elegan atas pertanyaan Parkinson tersebut.
''Saya punya satu pengawal pribadi. Dia tidak memiliki mata, tetapi Dia bisa melihat. Dia tidak memiliki telinga, tapi Dia mendengar. Dia mengingat semua. Saat Dia menciptakan sesuatu, Dia tinggal mengucapkan dan hal itu akan tercipta. Itu adalah Tuhan. Allah. Dia adalah pengawal pribadi saya dan kamu. Dialah yang tertinggi,'' kata Ali dalam sebuah cuplikan video wawancara tersebut.
Wawancara itu diketahui menjadi sesi terakhir wawancara antara Parkinson dan Ali. Sebelumnya, Parkinson sempat tiga kali mewawancarai Ali. Namun, wawancara terakhir itu disebut-sebut menjadi sesi wawancara paling ikonik antara Ali dengan Parkinson.
Pada tahun yang sama dengan wawancara tersebut, yaitu pada 1981, Ali memutuskan pensiun dari ring tinju. Ali kemudian secara terbuka menyebut telah didiagnosis mengalami sindrom Parkinson. Ali akhirnya tutup usia pada 2016 silam dalam usia 74 tahun.