Selasa 25 Apr 2023 17:12 WIB

Bahkan dengan Pep atau Klopp, Spurs Dinilai Tetap Gagal Bersaing di Level Teratas

Tottenham bagaikan anomali di Inggris saat ini.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain Ne Joe Willock (kanan) mencetak gol saat timnya menghancurkan Tottenham 6-1.
Foto: EPA-EFE/ADAM VAUGHAN EDITORIAL USE ONLY.
Pemain Ne Joe Willock (kanan) mencetak gol saat timnya menghancurkan Tottenham 6-1.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tottenham Hotspur semakin akrab dengan hasil negatif. Kritikan terhadap performa tim tersebut, nyaring terdengar.

Teranyar, pundit asal Inggris, Jermaine Pennant turut berbicara. Pennant menilai akar masalah sebenarnya di Spurs terletak pada sosok Chairman Daniel Levy.

Baca Juga

"Mereka perlu berubah dari level top. 100 persen, Levy harus pergi," kata mantan penggawa Liverpool dan Arsenal ini, dikutip dari talksport.com, Rabu (25/4/2023).

Dalam beberapa pekan terakhir, Spurs sudah mengganti dua pelatih. Dimulai dari Antonio Conte yang dipecat. Situasi bermula dari keberanian Conte membuka kebobrokan tim asal London Utara itu.

Ia menilai the Lilywhites tak memiliki mental juara. Pelatih tidak harus selalu menjadi sosok yang disorot. Manajemen dan pemain juga perlu dikririsi kinerjanya.

Setelah Conte pergi, Tottenham menugaskan Cristian Stellini sebagai caretaker. Berjalannya waktu, situasi kembali rumit. Teranyar, Stelini diberhentikan setelah Spurs dibantai Newcastle United, 1-6.

Spurs mengangkat Ryan Mason menjadi pelatih interim. Hanya sementara tentunya. Sejumlah nama berkelas disebut-sebut bakal menjadi pelatih tetap the Lilywhites. Salah satunya Julian Nagelsmann.

Menurut Pennant, ini bukan pertama kali Spurs mengejar manajer top. Bahkan sebelumnya, Tottenham sudah memiliki Jose Mourinho yang pernah meraih segalanya. Lalu Conte. Kemudian Pochettino dengan gaya permainan menawan.

"Jadi tidak masalah siapa yang anda dapatkan. Anda bisa dapatkan Pep (Guardiola), (Jurgen) Klopp, yang terbaik di Liga. Itu akan menjadi Spurs yang sama, memulai liga dengan baik, lalu berakhir dengan memainkan sepak bola sampah," ujar Pennant.

Ia menegaskan, langkah solusi tidak akan dicapai jika akarnya tidak dibenahi. Menurutnya, Levy sumber permasalahan di klub tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement