REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SEA Games 2023 Kamboja mempertandingkan sejumlah olahraga unik, yang terdengar dan terlihat asing buat publik Indonesia. Kehadiran olahraga-olahraga ini tidak terlepas dari hak istimewa Kamboja sebagai tuan rumah untuk memilih olahraga yang dipertandingkan di edisi ke-32 SEA Games tersebut.
Salah satu dari olahraga unik tersebut adalah chinlone. Secara sepintas, chinlone terlihat selayaknya variasi dari olahraga sepak takraw. Sama-sama dimainkan dalam satu tim, menggunakan bola rotan, dan para pemain dilarang menyentuh bola menggunakan tangan selama permainan. Namun, ada perbedaan besar antara sepak takraw dan chinlone.
Di sepak takraw, dua tim saling berhadapan untuk bisa mengalahkan tim lawan dengan menjatuhkan bola di area lawan. Sementara di chinlone, hanya ada satu tim yang menimang-nimang bola rotan secara bergantian. Secara singkat, chinlone bukanlah olahraga kompetitif meski ada dua tim yang saling berhadapan. Jika dianalogikan dengan olahraga karate, chinlone adalah kata, sementara sepak takraw adalah kumite.
Olahraga ini menyita perhatian netizen Indonesia karena para pemainnya menampilkan gerakan yang gemulai. Julukan lucu seperti ngondek ball pun muncul. Padahal, olahraga ini memang memadukan kepiawaian menimang bola dengan gerakan tarian.
Pemenang dari olahraga ini ditentukan dari banyaknya poin yang didapat sebuah tim, yang biasanya berisi enam orang, menimang bola rotan secara bergantian dalam waktu 10 menit per babak. Dalam menimang bola rotan tersebut, para pemain diharapkan bisa menimang bola dengan menggunakan enam titik kaki, mulai dari bagian atas jari kaki, sisi dalam dan luar kaki, lutut, tumit, dan telapak kaki.
Setelah menimang bola, pemain harus bisa mengoper bola ke rekan setimnya tanpa menjatuhkan bola ke tanah.
Chinlone dimainkan dalam lingkaran berdiameter kurang lebih 6.7 meter. Ketangkasan pemain dalam menimang dan menjaga bola tetap berada di udara membuat olahraga ini terlihat seperti perpaduan antara bela diri dengan seni tari.
Setelah sempat absen di gelaran SEA Games 2019 Filipina dan SEA Games 2021 Vietnam, chinlone akhirnya kembali dipertandingkan di SEA Games 2023. Meski kembali dipertandingkan di Kamboja, chinlone bukanlah olahraga asli negara bekas jajahan Prancis tersebut.
Chinlone merupakan olahraga tradisional asli Myanmar. Bahkan, olahraga tradisional ini kerap dianggap sebagai olahraga nasional Myanmar. Chinlone diketahui telah dimainkan di Myanmar sejak akhir abad ketujuh. Secara tradisional, chinlone dimainkan di festival Pagoda, bagian dari seremoni pemakaman biksu, dan hiburan untuk keluarga kerajaan.
Seiring dengan akhir kolonialisme Kerajaan Inggris di Myanmar, chinlone menjadi olahraga yang begitu populer. Chinlone dinilai sebagai olahraga tandingan dari olahraga yang dibawa oleh Inggris. Pemerintah Myanmar pun mengeluarkan buku pedoman dan petunjuk permainan chinlone secara resmi pada 1953. Sejak saat itu, chinlone menjadi olahraga tradisional yang sudah memiliki tata cara permainan yang baku.
Chinlone pertama kali dipertandingkan di SEA Games pada 2013 silam. Saat itu, Myanmar menjadi tuan rumah pesta olahraga paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara tersebut. Chinlone, yang memiliki arti keranjang bundar dalam bahasa Myanmar itu, kembali dipertandingkan di dua edisi SEA Games berikutnya, tepatnya SEA Games 2015 Singapura dan SEA Games 2017 Malaysia.
Namun, di dua edisi terakhir SEA Games, tuan rumah memutuskan mencoret chinlone dari daftar cabang olahraga (cabor) yang digelar. Permainan chinlone akhirnya kembali digelar di SEA Games 2023. Hal ini tidak terlepas dari lobi Federasi Chinlone Myanmar terhadap Federasi Chinlone Kamboja.
Berdasarkan laman resmi SEA Games 2023, ada 12 nomor yang diperlomabakan di chinlone. Dengan begitu, ada 12 medali emas yang bisa diraih di cabor yang ditempatkan dengan Sepak Takraw tersebut. Namun, hingga hari kelima gelaran SEA Games 2023 baru 11 nomor yang telah digelar.
Dari 11 nomor tersebut, Kamboja mampu memetik empat medali emas dari cabor ini. Myanmar juga mengoleksi empat medali emas dari chinlone. Terakhir, Thailand mampu meraih dua medali emas, diikuti Laos dengan torehan satu medali emas.