REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Olahraga bola voli awalnya dibawa masuk dan dikenalkan oleh Belanda pada masa penjajahan. Bahkan, saat itu hanya kaum 'Europeanen' atau orang-orang kulit putih Eropa yang dapat memainkan voli.
Olahraga ini awalnya seakan menunjukkan klasifikasi tentang sosial masyarakat Indonesia pada saat itu.
Meski olahraga ini tak lepas dari warisan kolonial rasialisme, tetapi olahraga bola voli tetap lestari hingga hari ini. Pun, menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) unggulan tanah air Indonesia.
Perkembangan bola voli Indonesia mampu mengerek atensi masyarakat karena olahraga ini terbilang mudah dimainkan dan sangat menghibur. pada 1951, permainan bola voli secara resmi dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) II di Jakarta.
Baru setelah itu pada 22 Januari 1955 olahraga bola voli memiliki struktur organisasi yang dinamakan Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia, akronimnya dikenal PBVSI dengan menjadi anggota tetap Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) tiga tahun berselang.
Baik bola voli, bulu tangkis maupun sepak bola kini adalah olahraga populer di Indonesia, parameternya adalah hajatan lokal di Indonesia yang kerap menggelar tiga turnamen tersebut.
Kemelekatan masyarakat kepada olahraga di atas bisa jadi salah satu alasan mengapa cabor ini layak masuk ke dalam unggulan Merah Putih. Disamping tentunya tentang kepengurusan federasi yang baik.
Soal menyumbang perolehan medali emas, prestasi bola voli serta bulu tangkis jelas lebih mengilap ketimbang sepak bola. Hasil terkini adalah, Indonesia mampu mendulang satu emas dari cabor voli pada SEA Games 2023 Kamboja.
Rivan Nurmulki dan kawan kawan mampu membenamkan perlawanan tuan rumah Kamboja dengan skor telak 3-0 di Olympic Indoor Stadium, Phnom Penh, Senin (8/5/2023). Hebatnya lagi timnas bola voli mampu mendulang emas tanpa kehilangan satu set pun.
"Saya bersyukur atas kemenangan ini, setelah ini kita akan bersiap menghadapi event berikutnya, Asian Games. Yang jelas kami memiliki tim kuat dan siap bersaing di pentas internasional," kata pelatih tim voli putra Indonesia, Jeff Jiang Jie.
Hasil final bola voli SEA Games 2023 sekaligus menegaskan dominasi Indonesia dengan memanen 12 keping emas sejak keikutsertaannya pada tahun 1977 silam. Tak ada satupun negara Asia Tenggara mampu menyamai prestasi Indonesia, tim yang mendekati hanya Thailand yang meraih total delapan emas.
Sementara wartawan olahraga senior Ainur Rohman mengaku pencapaian ini bisa jadi motivasi agar cabor voli Indonesia dapat mengeruk kesuksesan di level yang lebih tinggi.
"Emas ke-12 SEA Games, terbanyak dari timnas voli putra manapun di Asia Tenggara. Tapi, jelas perlu adanya peningkatan terus karena di level Asia kita masih harus bersaing dengan Jepang, Korea Selatan dan Iran," kata Ainur Rohman menjelaskan saat dihubungi republika.co.id, kemarin.
Perjuangan timnas voli Indonesia tentu tak akan mudah di level Asia. Pada ajang Asian Games, tim Merah Putih bahkan belum pernah menembus final sejak ikut berpartisipasi tahun 1962.
Ketika berkiprah sebagai tuan rumah di Asian Games 2018, Indonesia terhenti di perempat final setelah dikalahkan Korea Selatan (Korsel) via tiga gim 22-25, 18-25, dan 18-25.
Lebih lanjut Ainur Rohman mewajarkan euforia keberhasilan Indonesia mencetak Hattrick pada voli SEA Games. Tetapi, Ainur mengingat perlunya peningkatan di tiga sektor agar olahraga bola voli dapat bersaing dengan negara-negara Asia.
"Patut disorot bahwa kita harus terus meningkatkan nilai kompetitif dalam liga voli Indonesia, tingkatkan masa kompetisi agar pembibitan bisa berjalan positif," sambung Ainur.
PBVSI bisa memulai mengirim timnas voli pun para atlet ke turnamen-turnamen di level Asia agar dapat meningkatkan pengalaman bertanding karena pemain memiliki potensi luas biasa.
"Kita memiliki talenta besar, tapi jika kita tidak mempunyai lawan di level lebih tinggi maka sulit untuk berkembang. Pengiriman atlet di ajang-ajang luar negeri juga bisa jadi fokus," kata Ainur.
Sebelumnya Direktur Jenderal FIVB Fabio Azevedo menawarkan proposal kerjasama pengembangan atlet voli tingkat dunia kepada Indonesia.
Azevedo menjelaskan proposal kerjasama pembinaan atlet voli dengan tujuan Olimpiade, program pengembangan pembinaan. Program itu mencakup pembinaan atlet voli indoor dan voli pantai Indonesia.
Azevedo meyakini postur pemain Asia yang sering disebut kalah tinggi dari atlet di benua lain tidak akan menghalangi prestasi dalam kancah dunia.
"Target kami ingin dengan pembinaan ini, Voli Indonesia bisa tampil solid di World Championship dan Olimpiade," kata Azevedo.