REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Bagi pencinta timnas Indonesia, mungkin masih ingat dengan rasa sakit hati ketika Garuda Merah Putih tersungkur di final Piala AFF 2010 oleh Malaysia. Hingga saat ini, jika jari mengetik 'Final Piala AFF' di google, auto search mesin pencarian itu akan langsung merekomendasikan 'Final Piala AFF 2010'. Dari sini, bisa diyakini bahwa banyak pihak yang rutin flashback atau sekadar penasaran dengan apa yang terjadi di final dua leg penuh kejanggalan itu.
Namun, sejatinya final patah hati parah juga layak disematkan ke laga pamungkas SEA Games 2011. Kala itu, setahun pascaluka di Piala AFF 2010, Indonesia berkesempatan membayar lunas segalanya di final SEA Games 2011 melawan Malaysia. Sebuah jalan hidup yang manis bagi Indonesia, andai mampu membalas dendam kepada lawan yang sama, meskipun, saat itu yang berlaga dari kedua tim adalah timnas U-23.
Namun, nyatanya Sang Khalik belum memberikan kesempatan kepada Merah Putih. Kala itu, Indonesia malah mengalami kekalahan yang lebih menyakitkan ketimbang final Piala AFF 2010.
Bermain nyaris sempurna sejak penyisihan hingga ke final. Indonesia malah kalah lewat adu penalti di kandang sendiri, di hadapan jutaan mata, termasuk puluhan ribu orang yang hadir langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saat itu.
Ada kisah menarik sebelum final yang digelar pada 21 November 2011 itu. Pelatih timnas, Rahmad Darmawan yang dikenal punya tangan dingin sangat diharapkan membawa sepak bola Indonesia berjaya di final.
Sosok marinir itu pun tampaknya memahami 'beban' tersebut. Coach RD, demikian ia biasa disapa, bahkan diketahui terus memanjatkan doa sehari sebelum final.
Istri Coach RD, Dinda Eti Yuliawati kala itu mengungkapkan, sang imam rumah tangga melaksanakan sholat sepertiga malam dengan sangat khusyuk. Di akhir sholat, Dinda mendengar permohonan penuh pasrah RD kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Menurut dia, RD memohon kepada Allah agar timnas yang dibesutnya mampu meraih kemenangan melawan Malaysia. Tujuannya tak lain, hanya semata demi kebahagiaan rakyat Indonesia. "Ya Allah, hamba mohon demi kebahagiaan bangsa ini," kata Dinda menirukan suara Coach RD, dalam peristiwa yang ia ceritakan sedekade lalu itu.
Lantunan doa Coach RD kala itu yang terungkap ke publik begitu membekas di hati masyarakat jelang final. Tak pelak, SUGBK pun penuh sesak. Seluruh mata di penjuru Indonesia menyaksikan perjuangan timnas.
Publik sebenarnya paham, saat itu, kondisi Gunawan Dwi Cahyo dan kawan-kawan benar-benar lelah seusai melakoni laga semifinal super keras melawan Vietnam beberapan hari sebelum final. Namun, energi luar biasa dari masyarakat saat itu mampu diserap dengan baik oleh para pemain. Semua pihak seolah kompak untuk segera mengakhiri laga final tanpa akhir bahagia yang selalu jadi misteri bagi Indonesia.
Sayang, sempat unggul lewat gol cepat Gunawan, Indonesia harus rela menelan kekalahan. Rahmad Darmawan sudah pernah dua kali mengantarkan Timnas Indonesia U-23 menjadi runner-up, tepatnya pada edisi SEA Games 2011 dan 2013. Tentunya amat disayangkan pasukan Rahmad Darmawan gagal juara di dua kesempatan berbeda.
Kini, jalan menuju terkabulnya doa Coach RD dan ratusan juta rakyat Indonesia terbuka lebar. Ada Indonesia U-22 besutan Indra Sjafri yang akan tampil di partai final SEA Games 2023. Garuda Muda akan menghadapi Thailand U-22 pada laga puncak yang berlangsung pada Selasa (16/5/2023).
Indra pernah pula merasakan final SEA Games sebagai pelatih. Tepatnya di SEA Games 2019. Sayang, saat itu Indonesia tak berkutik 0-3 melawan Vietnam.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaku akan terus mendampingi Indra dan pasukannya hingga laga final rampung. Pihaknya ingin peluang yang sudah ada dimaksimalkan.
"Tadi sudah izin pak Presiden dan Mensesneg, pak Pratikno belum jawab. Saya sudah izin, kalau berkenan di sini dulu mendampingi anak anak sampai final. Insyaallah diizinin. Kita bersama lah, sama-sama," kata Erick seusai laga semifinal, semalam.