Selasa 23 May 2023 17:06 WIB

LGBTQ Ramai Dibahas, Piala Dunia 2026 Ikut Terseret

Kelompok LGBTQ sudah 'berpuasa' di Piala Dunia 2022.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Logo Piala Dunia 2026. Sarat unsur LGBTQ pada peluncuran logo tersebut.
Foto: Dok. FIFA
Logo Piala Dunia 2026. Sarat unsur LGBTQ pada peluncuran logo tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Perbincangan tentang LGBT kembali memanas di Indonesia. Belakangan, isu ini juga tiba-tiba menyeruak di dunia, termasuk ranah sepak bola. 

Itu tak lepas dari momen Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yanh memperkenalkan logo resmi gelaran Piala Dunia 2026. Kebetulan, Piala Dunia 2026 aoaj digelar tiga negara yang membebaskan hubungan sesama jenis yakni, Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. 

Baca Juga

Logo itu terdiri atas gambar trofi Piala Dunia dengan latar belakang siluet angka 26 yang ditulis secara vertikal dan dilengkapi dengan palet berbagai warna.

Peluncuran logo resmi Piala Dunia 2026 ini digelar di Los Angeles, Amerika Serikat, Rabu (17/5/2023) lalu waktu setempat. Los Angeles diketahui bakal menjadi salah satu kota penyelenggara edisi ke-23 Piala Dunia tersebut, yang rencananya bakal digelar pada pertengahan tahun 2026.

Logo resmi Piala Dunia 2026 ini pun menorehkan rekor tersendiri. Untuk pertama kalinya di sepanjang sejarah gelaran Piala Dunia, logo resmi turnamen tersebut menampilkan gambar atau foto trofi yang aktual. Biasanya trofi Piala Dunia jarang ditampilkan secara gamblang di logo resmi turnamen.

Selain itu, logo resmi Piala Dunia 2026 juga menampilkan angka untuk menunjukan tahun turnamen itu digelar. Ini menjadi pertama kalinya tahun penyelenggaran Piala Dunia ditampilkan di sebuah logo resmi turnamen sepak bola paling bergengsi sejagat tersebut.

Presiden FIFA, Gianni Infantino, pun menyebut gelaran Piala Dunia 2026 akan menjadi momen besar buat tiga negara, atau bahkan satu benua, untuk bisa menggelar Piala Dunia termegah, terbesar, dan paling inklusif yang pernah ada. ''Logo unik ini akan menjadi langkah besar untuk menuju 2026,'' ujar Infantino seperti dikutip laman resmi FIFA.

Nantinya, logo resmi Piala Dunia 2026 ini menjadi satu-satunya logo yang dipergunakan oleh rekanan FIFA, seperti Coca-Cola dan Adidas. Selain logo resmi Piala Dunia 2026, setiap kota penyelenggara Piala Dunia 2026 juga diperbolehkan untuk membuat logo sendiri, yang menggambarkan keunikan masing-masing kota. Gelaran Piala Dunia 2026 rencananya akan digelar di 16 kota, yang tersebar di Amerika Serikat, Kanada, dan Mekikso.

Peluncuran logo resmi Piala Dunia 2026 ini juga berbarengan dengan peluncuran kampanye, #WeAre26. Lewat kampanye ini, FIFA berharap, Piala Dunia 2026 dapat menjadi kesempatan para negera peserta untuk bisa mewujudkan mimpi. Pun dengan kegembiraan dan kemeriaahan yang bakal dihadirkan tuan rumah kepada para pencinta sepak bola.

Kendati begitu, logo resmi Piala Dunia 2026 ini bukan tanpa sorotan. Menampilkan palet dengan beragam warna, logo Piala Dunia 2026 itu dinilai memiliki kemiripan dengan bendera pelangi. Selama ini, bendera pelangi, yang terdiri dari berbagai spektrum warna, kerap diidentikan dengan gerakan pro LGBTQ.

Bendera pelangi malah menjadi simbol buat kelompok pendukung penyuka sesama jenis atau orientasi seksual lain, LGBTQ, untuk menunjukan eksistensi mereka. Terlebih, kelompok tersebut juga kerap menggunakan slogan inkulisivitas sebagai tameng untuk menanamkan pengaruh dan mendorong penerimaan terhadap kelompok LGBTQ.

LGBTQ sendiri sudah 'berpuasa' di Piala Dunia 2022. Qatar sebagai tuan rumah saat itu melarang praktik LGBTQ di negara mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement