Rabu 31 May 2023 18:29 WIB

Format Kompetisi Liga Indonesia Resmi Berubah, Ini Penjelasan Waketum PSSI

Timnas Indonesia yang tangguh menjadi muara dari seluruh gagasan ini.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Umum PSSI  Erick Thohir (kiri) bersama Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait pertandinfan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina di ruang konferenai pers Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Senin (29/5/2023). Dalam Keterangannya FIFA Matchday tersebut akan digelar di SUGBK pada Senin 19 Juni 2023 mendatang dengan harga tiket dibanderol mulai Rp600 ribu untuk kategori 3, kategori 2 Rp1,2 juta, kategori 1 Rp2,5 juta dan VIP Rp4,2 juta. Pembelian tiket dimulai pada 5 Juni untuk nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan tanggal 6-7 Juni untuk penjualan umum.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) bersama Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait pertandinfan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina di ruang konferenai pers Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Senin (29/5/2023). Dalam Keterangannya FIFA Matchday tersebut akan digelar di SUGBK pada Senin 19 Juni 2023 mendatang dengan harga tiket dibanderol mulai Rp600 ribu untuk kategori 3, kategori 2 Rp1,2 juta, kategori 1 Rp2,5 juta dan VIP Rp4,2 juta. Pembelian tiket dimulai pada 5 Juni untuk nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan tanggal 6-7 Juni untuk penjualan umum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali menjelaskan alasan PSSI menggunakan format baru untuk kompetisi sepak bola Indonesia musim depan. Amali mengungkapkan tujuan dari kompetisi adalah untuk meningkatkan kualitas timnas Indonesia, PSSI menilai hal ini menjadi salah satu jalannya.

PSSI berencana menggunakan format berbeda pada Liga 1 musim 2023/2024. Perbedaan paling signifikan adalah penentuan gelar juara, di mana setelah format kompetisi penuh, akan ada sistem play-off yang diikuti tim peringkat pertama hingga keempat untuk menentukan juara Liga 1.

Baca Juga

Rencananya tim peringkat pertama akan bertanding melawan tim urutan keempat, kemudian posisi kedua lawan tim tempat ketiga. Pemenang dari masing-masing laga home dan away akan diadu dalam final play-off untuk menentukan juara. Menurut Amali, cara ini dapat meminimalisir benturan antara kepentingab klub dan timnas Indonesia. 

"Tujuan dari kompetisi itu kita bisa mendapatkan satu timnas yang tangguh. Nah di beberapa kesempatan sebelumnya, kan, selalu ada tarik-tarikan antara klub dan timnas, jadi oleh pak Ketum (Erick Thohir) itu dipikirkan supaya bagaimana tidak ada benturan terlalu tajam antara kepentingan klub dan kepentingan timnas," kata Zainudin kepada wartawan, Rabu (32/5/2023).

"Kan kita tidak hanya berkompetisi saja, ujungnya adalah tim nasional, yang dihitung ranking FIFA itu adalah tim nasional, maka berbagai cara diupayakan oleh pak Ketum, termasuk pengaturan tentang kompetisi ini," ujarnya menambahkan. 

Selain itu, Zainudin menilai dengan cara ini akan ada keadilan bagi Liga 2 yang selama ini terkesan dianaktirikan. Menurutnya, format baru juga akan membuat Liga 2 mendapatkan lebih banyak exposure sehingga akan mendapatkan lebih besar dari segi keuntungan bisnis melalui hak siar dan iklan. 

"Jadi jangan misalnya porsi pemberitaannya itu atau siarannya hanya ada di liga satu sementara Liga 2 karena dia dimainkan pada saat-saat yang tidak prime sehingga tidak mendapatkan penyiaran dan lain sebagainya," kata dia.

"Nah, yang ketiga adalah memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada mereka untuk mengatur dirinya sendiri. Jadi kita sebagai federasi memayungi saja dan memberikan dukungan, jadi kira-kira itu secara sebagai garis besar," ujarnya menegaskan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement