Kamis 01 Jun 2023 16:17 WIB

Soal Opsi Klub pada Musim Depan, Messi Diklaim tak Memilih Barcelona

Messi belum mendapatkan tawaran yang cukup atraktif dari klub-klub asal Eropa.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Bintang PSG Lionel Messi yang dikabarkan ingin kembali ke Barcelona.
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Bintang PSG Lionel Messi yang dikabarkan ingin kembali ke Barcelona.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Jurnalis sepak bola asal Spanyol, Guillem Balague, menyatakan klaim yang cukup menohok, setidaknya buat fan Barca, terkait potensi kembalinya Lionel Messi ke klub asal Katalan tersebut. Messi, tulis Balague dalam kolomnya di BBC, dalam waktu dekat akan mengumumkan rencananya pada musim depan, termasuk menentukan klub yang akan dibelanya.

Namun, Balague menyebut, klub tersebut kemungkinan besar bukan Barcelona. Messi mungkin tertarik untuk bisa kembali ke klub yang telah membesarkan namanya. Klub yang telah dibela Messi sejak hijrah dari Rosario, Argentina, saat masih berusia 12 tahun.

Baca Juga

''Namun, kubu Messi telah mengatakan kepada Barcelona, keputusan masa depan Messi tidak bisa ditunda lagi. Mereka tidak akan menunggu proposal yang tidak kunjung datang, sesuatu yang sempat dijanjikan oleh Barcelona,'' tulis Balague, Kamis (1/6/2023).

Balague menungkapkan, pemain berjuluk La Pulga itu disebut berharap bisa tetap berkiprah di Eropa pada musim depan. Kendati begitu, setelah keputusan untuk tidak lagi bertahan di PSG, Messi belum mendapatkan tawaran yang cukup atraktif dari klub-klub asal Eropa.

Di sisi lain, otoritas di Arab Saudi terus berusaha untuk mendatangkan pemain berusia 35 tahun tersebut. Rencana Al Hillal untuk memboyong Messi dengan tawaran gaji mencapai 500 juta euro per musim pun didukung oleh otoritas sepak bola setempat. ''Kubu Messi tinggal bereaksi atas tawaran ini. Mungkin, ini menjadi tawaran paling atraktif buat pemain tersebut,'' lanjut Ballague.

Jurnalis, yang sekaligus penulis buku otobiografi Messi itu, membeberkan berbagai kendala yang mesti dihadapi Barcelona dalam mendatangkan pemain dengan koleksi gelar pemain terbaik dunia (Ballon d'Or) terbanyak sepanjang sejarah itu. Dalam berbagai pernyataan dan citra di media, Barcelona terlihat seolah-olah tengah berusaha keras untuk bisa mendatangkan Messi pada awal musim depan.

Terakhir, pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, mengungkapkan harapannya terkait kehadiran Messi di skuad Blaugrana pada musim depan. Xavi pun sempat berujar, kemungkinan kembalinya Messi ke Barcelona tergantung sepenuhnya pada bintang asal Argentina tersebut.

Namun, Balague menilai, pernyataan itu secara sengaja didesain oleh manajemen Barcelona. Pun dengan seolah-olah menggambarkan La Liga sebagai pihak yang berusaha menjegal usaha Blaugrana tersebut via aturan pembatasan gaji pemain.

''Alih-alih mengakui hal ini, Barcelona lebih suka menunjukkan impresi tengah berusaha keras mendatangkan Messi, hingga akhirnya untuk ditolak oleh Messi ataupun terganjal aturan La Liga yang dianggap kejam,'' tulis Balague.

Tudingan yang dialamatkan kepada La Liga, yang dianggap anti-Barcelona, dinilai tidak masuk akal. Dalam satu poin tertentu, tulis Ballague, keputusan La Liga untuk menerapkan batasan gaji pemain di pentas Liga Spanyol sebenarnya bertujuan untuk melindungi klub.

Dengan ketetapan tersebut, para petinggi klub tidak bisa seenaknya mengeluarkan dana untuk semata-mata mendatangkan pemain bintang. Pengelolaan keuangan klub juga harus ditujukan untuk membayar utang ataupun meningkatkan kualitas infrastuktur, baik stadion ataupun kompleks latihan.

Dengan menggunakan sebuah analogi rumah, Balague mengibaratkan, sebuah klub jangan hanya memperindah ruang tamu, tapi tidak memperbaiki lubang atap yang bocor. Kondisi ini juga berlaku buat Barcelona, terutama setelah melakukan berbagai langkah untuk bisa pulih dari krisis finansial pada tahun lalu.

''Kini, semuanya berada di tangan Barcelona, apakah akan menggunakan dana tersebut untuk membayar Messi, yang tidak pernah diperlihatkan, atau mendaftarkan Ronald Araujo dan Gavi. Faktanya, klub tersebut masih terlilit utang yang besar dan pengeluaran mereka masih harus dibatasi,'' tulis Balague.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement