REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Format baru Liga 1 2023/2024 menjadi bahan perbincangan. CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono mengungkapkan, format Championship Series adalah terobosan yang disepakati bersama-sama oleh 18 klub Liga 1 dalam sarasehan sepak bola Indonesia di Surabaya.
Teddy mengakui terobosan ini pasti akan menimbulkan pro dan kontra. Tapi ia mengungkapkan bagaimana klub sama-sama memikirkan agar Liga 1 bisa tetap menarik hingga akhir musim. Ia mencontohkan, Liga 1 2022/2023 menjadi kurang menarik setalah PSM Makassar memastikan gelar sebelum musim berakhir.
"Secara penglihatan publik pasti ada pro dan kontra. Tapi kami dari klub Liga 1 yang kita lihat adalah benefit. Apa sih? Di luar sistem kompetisi pasti kita tahu ada kontranya, tapi kita harus melihat sisi yang lain bahwa dengan adanya 4 besar play off artinya juara belum akan ketahuan sampai championship series selesai," kata Teddy dalam diskusi di Jakarta, Rabu (31/4/2023).
"Kami melihat dari sisi industri sepak bola memiliki nilai lebih tinggi. Format seperti itu pasti ada nilai tambah lagi, ternyata kemarin saat H-1 kongres tahunan kami klub Liga 1 berkumpul lagi dengan PT LIB menjelaskan proyeksi ke depan dari format baru ini ada konstitusi tetap dari segi rating dan ranking, ada satu lagi faktor licensing yang jadi nilai variabel," ujarnya menambahkan.
Sebaliknya, Presiden Madura United Achsanul Qosasi menyarankan PSSI untuk mengkaji ulang format baru Liga 1. Menurutnya, format Championship Series akan membingungkan sekaligus merugikan klub. Achsanul mencontohkan, akan jadi kerugian bagi pemimpin klasemen akhir, tapi tidak lantas mendapatkan gelar juara.
"Jangan sampai ini malah membingungkan, karena urutan satu bisa nggak juara meski menang terus," kata Achsanul.