Jumat 23 Jun 2023 22:53 WIB

Optimisme dan Humanisme, Terobosan Erick untuk Sepak bola dan mantan Penggawa Timnas

Tak hanya memperbaiki kompetisi, Erick membuat wajah PSSI saat ini kian humanis.

Ketum PSSI Erick Thohir (tengah) dalam konferensi pers PT Garuda Sepakbola Indonesia di Jakarta, Jumat (23/6/2023).  Tak hanya memperbaiki kompetisi, Erick membuat wajah PSSI saat ini kian humanis
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Ketum PSSI Erick Thohir (tengah) dalam konferensi pers PT Garuda Sepakbola Indonesia di Jakarta, Jumat (23/6/2023). Tak hanya memperbaiki kompetisi, Erick membuat wajah PSSI saat ini kian humanis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Erick Thohir sebagai Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) seolah kembali membangunkan optimistisme masyarakat akan perubahan sepak bola nasional. Publik sudah tampak jengah dengan kondisi sepak bola Indonesia hanya ramai dengan isu negatif di luar lapangan dan sepi prestasi di lapangan. 

Puncak kekecewaan, kemarahan, dan keputusasaan penggemar sepak bola terjadi saat peristiwa Kanjuruhan yang menjadi tragedi kelam yang tak akan pernah terlupakan. Bahkan, banyak dari suporter setia dari sejumlah klub yang memilih menepi sementara dari tribun untuk mendukung klub kebanggaan sebagai ungkapan rasa belasungkawa sekaligus kekecewaan yang begitu mendalam.

Erick pun mafhum dengan rumitnya benang kusut sepak bola Indonesia. Secara perlahan dan bertahap, Erick mulai menancapkan fondasi dan terobosan bagi sepak bola Indonesia. 

Sikap Erick yang membentengi para penggawa Timnas U-22 dari publisitas jelang final SEA Games 2023, membawa Argetina ke Indonesia, hingga menggandeng federasi sepak bola top dunia seperti Jepang dan Jerman untuk membantu memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia menuai apresiasi tinggi dan membangkitkan kembali semangat perubahan sepak bola Indonesia. 

Tak hanya memperbaiki kompetisi, perwasitan, hingga standar keamanan, Erick membuat wajah PSSI saat ini kian humanis. Erick menelurkan kebijakan anyar yang acapkali diabaikan banyak orang yakni persoalan sosial yang dialami para mantan pesepak bola, terutama para mantan pemain timnas.

Melalui pembentukkan Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia (YBSBI), Erick ingin para pemain yang memilih profesi sebagai pesepakbola profesional punya masa depan yang lebih terjamin. Pesepak bola, bagi Erick, perlu mendapatkan perlindungan setelah gantung sepatu. Hal ini masuk akal jika melihat karir pesepak bola yang tidak sepanjang profesi lain. Padahal, banyak dari mereka yang berjuang membawa kebesaran nama bangsa di kancah dunia.

Tujuan Mulia

YBSBI punya tujuan mulia dengan membantu para eks pesepak bola. Salah satunya soal kesehatan. YBSBI akan memastikan jaminan kesehatan para eks timnas sehingga tak ada lagi kasus mantan penggawa timnas yang kesulitan dalam mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak. Tak hanya itu, yayasan ini juga memberikan pendampingan bagi pemain muda dan profesional untuk menyiapkan jaminan masa depan setelah tak lagi merumput.

Ide Erick sangat brilian. Ia mencontohkan program pascaatlet Jepang yang telah mempunyai kesiapan saat pensiun dari lapangan hijau, baik menjadi pelatih, pegawai negeri sipil (PNS), atau wirausaha.

Prestasi Timnas Manis, PSSI Lebih Humanis

Pengalaman panjang Erick berkiprah di dunia sepak bola internasional saat menjadi Presiden Inter Milan merupakan sebuah manfaat besar bagi Indonesia. Sebagai pekerja profesional, Erick memandang pesepak bola dan wasit harus mendapatkan perlakuan yang semestinya, baik dari sisi kesejahteraan hingga masa depan. 

Semangat humanisme Erick begitu tampak. Hal ini terlihat dari gaya pendekatan yang sederhana dan mendengar apa yang menjadi keluhan para aktor utama sepak bola Indonesia, baik itu pemain, pelatih, klub, wasit, dan juga para suporter. 

Erick memulai langkah humanismenya dengan membangun keterbukaan dan rasa saling percaya yang dimulai dari PSSI selaku induk federasi sepak bola tertinggi di bumi pertiwi ini. 

Dengan iktikad yang mulia, terobosan dengan YBSBI sudah selayaknya mendapat apresiasi dan dukungan dari para pecinta sepak bola di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement