REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan terus melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola. Erick menyampaikan perubahan ini telah terlihat dalam keberhasilan Indonesia menggelar FIFA matchday melawan Palestina dan Argentina. Erick menyampaikan PSSI dan Polri telah menerapkan standarisasi dalam penyelenggaraan pertandingan yang baik dan memberikan rasa nyaman bagi para penonton.
"Kami dan kepolisian sudah melakukan standarisasi, kemarin sukses laga melawan Palestina dan Argentina. Itu membuktikan kerja sama PSSI dan keamanan, dalam hal ini kepolisian, berjalan dengan baik," ujar Erick saat konferensi pers bersama Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kiri) di Mabes Polri di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Erick ingin standardisasi ini terjadi juga dalam kompetisi. Erick meminta klub dan panitia pelaksana kompetisi liga untuk menerapkan standar yang sama dalam penyelenggaraan pertandingan.
Erick meminta klub dan panitia pelaksana mencontoh penyelenggaraan laga FIFA matchday yang berhasil berjalan sukses tanpa adanya hambatan yang berarti. Termasuk menerapkan larangan terhadap sejumlah barang-barang yang tidak diperkenankan berada di dalam stadion.
"Contoh beberapa pertandingan persahabatan (klub) masih ada kebocoran (penggunaan) flare. Itu jelas dilarang FIFA fifa. Kemarin lawan Argentina, jelas larangan tidak boleh bawa ini-itu. Saya harap liga dan klub bisa tegas melakukan ini," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.
Erick pun meminta komitmen liga dan klub untuk menjalankan standarisasi dalam penyelenggaraan pertandingan. Erick belum menandatangani detail operasional liga hingga adanya komitmen nyata terhadap tiga poin utama.
"Pertama, Liga 1 wajib adanya pemain U-23, jangan sampai ada pemain asing, tetapi nanti pemain Indonesianya, masa depannya tidak bermain dan juga di Liga 2 ada U-21, itu kita lakukan," lanjut Erick.
Poin kedua, Erick meminta seluruh pelatih Liga 1 dan Liga 2 menandatangani komitmen untuk melepas pemain saat dipanggil tim nasional. Erick menyebut hal ini sudah menjadi komitmen bersama antara klub dan liga.
"Kita tidak mau liganya bagus, tim nasionalnya terpuruk, karena itu harus ada tanda tangan, sehingga kalau pelatih-pelatih yang tidak punya komitmen untuk masa depan sepak bola Indonesia, hanya mencari nafkah di sini, nggak usah di sini lagi," sambung Erick.
Poin ketiga, ucap Erick, terkait standarisasi pada aspek safety dan security yang harus dilakukan klub dan liga. Erick menyampaikan FIFA akan mengirim tim untuk membantu standardisasi pada akhir tahun.
"Apa yang kita sudah kerja samakan dengan pihak kepolisian, kita akan jaga dan tentu bukti yang sudah nyata kemarin ketika Palestina dan Argentina berhasil, mudah-mudahan standar ini bisa terjadi di liga," kata Mantan Presiden Inter Milan tersebut.