REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa jabatan kedua Joan Laporta sebagai presiden Barcelona penuh dengan kesulitan. Meskipun faktanya di atas lapangan Laporta telah mengawal transformasi positif klub.
Masa-masa suram saat kalah 2-8 di Liga Champions dari Bayern Muenchen telah berlalu. Striker Robert Lewandowski dan pelatih Xavi membawa Barca meraih gelar La Liga Spanyol pada 2022/2023, tapi masalah keuangan klub masih tetap parah.
Laporta dapat dikatakan telah menghentikan krisis, tetapi pasien tetap berada di meja operasi. Salah satu konsekuensi dari operasi jantung terbuka yang terpaksa dilakukan oleh sang presiden adalah kehilangan megabintang Lionel Messi dan kegagalan untuk merekrutnya kembali sebagai pemain bebas transfer pada musim panas ini.
Messi telah setuju untuk menandatangani kontrak dengan klub MLS, Inter Miami, setelah kontraknya dengan Paris Saint-Germain (PSG) berakhir. Namun, Laporta bersikukuh bahwa itu bukanlah pilihan Barcelona untuk tidak merekrutnya, melainkan keputusan sang pemain untuk tidak bergabung kembali dengan Los Cules.
"Kami sudah sepakat, namun segala sesuatu ada waktunya dan terkadang ritmenya berbeda," ujar Laporta kepada media Catalan dikutip dari Marca, Rabu (12/7/2023).
Menurut Laporta, sebenarnya kontrak dengan Messi telah disepakati, tetapi ketika La Liga Spanyol memberi otorisasi, ayah Messi mengatakan kepada Laporta bahwa Messi telah mengalami dua tahun yang sulit di Paris.
"Messi telah banyak menderita dan sekarang dia ingin bermain di liga yang tidak terlalu banyak tekanan. Saya mengatakan kepadanya bahwa hal itu bisa dimengerti," kata Laporta menjelaskan.