REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia pernah memiliki petenis putri yang mampu meraih prestasi dunia. Dia adalah Yayuk Basuki yang semasa aktif menjadi petenis yang jarang bermain di tanah air karena selalu tampil di ajang internasional.
Namun, setelah Yayuk gantung raket, Indonesia tidak punya lagi petenis yang mampu bermain di level internasional. Memang, ada Wynne Prakusya maupun Angelique Widjaja, tapi tidak sekonsisten seniornya.
Anggi, sapaan Angelique, yang saat junior kerap tampil di ajang Grand Slam, terpaksa harus gantung raket lebih cepat karena masalah cedera. Sehingga kiprahnya di tenis senior tidak terlalu lama.
Kini Indonesia memiliki petenis yang melanglang buana ikut turnamen internasional, yakni Aldila Sutjiadi. Peraih medali emas ganda campuran Asian Games 2018 ini sudah mulai akrab dengan ajang bergengsi.
Walaupun cabang tenis tidak masuk dalam cabang olahraga (cabor) unggulan yang diprioritaskan dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), Aldila tetap bersemangat mengikuti turnamen internasional dengan biaya mandiri.
Usaha kerasnya tak sia-sia, sejumlah prestasi kerap ditorehkan oleh petenis yang pada PON Papua tahun 2021 mempersembahkan emas bagi Provinsi Jawa Timur ini.
Terbaru, Aldila mampu menembus semifinal ajang grand Slam paling bergengsi yakni Wimbledon 2023. Atlet usia 28 tahun ini mencetak rekor sebagai petenis putri asal Indonesia yang menembus turnamen Grand Slam Wimbledon. Sayang, langkah Aldila bersama pasangan ganda campurannya terhenti di babak ini.
Aldila Sutjiadi/Matwe Middelkoop harus menelan kekalahan dari Joran Vliegen/Xu Yifan dengan skor 1-6, 6-3, 3-6 pada babak semifinal Grand Slam Wimbledon 2023, Rabu (12/7/2023) kemarin.
Sebelumnya, Aldila juga berhasil lolos ke semifinal Grand Slam French Open 2023 di sektor ganda campuran. Sayang, Aldila bersama pasangannya, Matwe Middlekoop, kalah dan gagal ke final.
Aldila Sutiadji kini terus menjelajah dunia demi menggapai impiannya menjadi petenis dunia yang membawa bangga nama Indonesia.