Selasa 18 Jul 2023 17:39 WIB

Kisah Valentino Rossi Muda yang Melegenda, Pindah ke Yamaha Demi Kembalikan Honda ke Bumi

Sampai saat ini, hubungan Rossi dan Honda masih dingin.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Valentino Rossi saat masih memperkuat Honda di MotoGP dalam sebuah balapan di Spanyol pada Juli 2003 silam.
Foto: EPA PHOTO EFE/EMILIO MORENATTI
Valentino Rossi saat masih memperkuat Honda di MotoGP dalam sebuah balapan di Spanyol pada Juli 2003 silam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Valentino Rossi akan selamanya dikenang sebagai salah satu pembalap terbaik yang pernah mengaspal di ajang MotoGP. Catatan sejarah demi sejarah ditorehkan pengoleksi tujuh gelar juara dunia di kelas utama tersebut selama 21 tahun berkiprah di gelaran MotoGP.

Selama rentang waktu tersebut, Rossi tercatat pernah bekerjasama dengan tiga tim berbeda, termasuk dua kali memperkuat tim pabrikan asal Jepang, Yamaha. Selain Yamaha, Rossi juga pernah bekerjasama dengan Ducati dan Honda. 

Baca Juga

Tanpa mengecilkan kesuksesan Rossi saat memperkuat Yamaha, mantan pembalap asal Italia itu pernah menorehkan prestasi gemilang bersama Honda. Bahkan, bersama salah satu pabrikan langganan di gelaran MotoGP itu, mantan pembalap yang kini menginjak usia 44 tahun itu menapaki awal kesuksesan di kelas utama dalam ajang balap motor paling bergengsi sejagat tersebut.

Selama empat musim, Rossi membela Honda, tepatnya pada 2000 hingga 2003. Memperkuat tim Nastro Azzurro Honda pada musim 2000, Rossi langsung menyabet gelar juara kelas utama, yang saat itu masih menggunakan format 500 cc. Dengan menggunakan motor NSR500, Rossi kembali tampil dominan pada musim berikutnya.

Begitu pula saat Dorna mengubah format kelas utama menjadi MotoGP. Bersama tim Repsol Honda, Rossi menyabet gelar juara dunia di dua musim awal MotoGP. Namun, hubungan yang terjalin dengan baik antara Honda dan Rossi berakhir pada ujung musim 2003. 

Di seri terakhir musim 2003, tepatnya di GP Valencia, Rossi mengumumkan akan berpisah dengan Honda pada musim depan. Kerjasama indah, yang menghasilkan empat gelar juara dunia kelas utama dan 33 kemenangan di sesi balapan, akhirnya harus berakhir. 

Keputusan itu terasa mengejutkan. Pasalnya, dengan menunggangi motor RC211V, Rossi diprediksi bisa terus mendominasi perebutan gelar juara MotoGP pada musim berikutnya. Bisa dibilang, Honda mampu memaksimalkan bakat dan kemampuan Rossi, yang saat itu tengah berada dalam performa terbaik.

''Honda terlalu arogan. Mereka terlalu percaya dengan kemampuan motor mereka. Mereka tidak menghormati apa yang telah dilakukan oleh Rossi,'' kata mantan pembalap asal Australia, Mick Doohan, dalam sebuah cuplikan series dokumenter berjudul ''Tales of Valentino''.

Dokumenter besutan DAZN itu bercerita soal perjalanan karier Rossi, termasuk saat berpisah dengan Honda. Pendapat Doohan soal penyebab perpisahan Rossi dengan Honda itu rasanya tidak meleset. Dalih utama yang dimunculkan saat itu adalah adanya ketidaksepakatan soal kontrak antara Rossi dengan Honda.

Namun, dalam sejumlah ulasan di berbagai media otomotif, ketidaksepakatan itu bukan terletak pada nilai kontrak, melainkan keterlibatan Rossi dalam ikut membangun motor. Honda tidak mau lagi memberikan Rossi kebebasan untuk ikut mengembangkan motor. Di sisi lain, Rossi adalah tipe pembalap yang menginginkan kendali penuh terhadap motornya agar bisa tampil kompetitif.

Honda dinilai lebih mengedepankan kemampuan insinyur ataupun mekanik dalam mengembangkan motor demi bisa tampil kompetitif, ketimbang mengandalkan kemampuan pembalap. Padahal, di empat musim sebelumnya, Rossi selalu berperan aktif dalam pengembangan motor. Anggapan ini rasanya sejalan dengan pendapat Doohan.

Pengakuan Rossi ...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement