Sabtu 22 Jul 2023 15:24 WIB

Erick Thohir Tanggapi Kekecewaan Persebaya Terhadap Sanksi Komdis

Erick Thohir meminta semua pihak untuk bersabar, biarkan Komdis berjalan.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Erdy Nasrul
Ketua PSSI Erick Thohir meninjau seleksi pemain Timnas U17 di Bali, Ahad (16/7/2023). Seleksi ini diselenggarakan selama dua hari dengan antusiasme yang besar dari 947 peserta yang berlangsung di Bali United Training Center.
Foto: Dok Republika
Ketua PSSI Erick Thohir meninjau seleksi pemain Timnas U17 di Bali, Ahad (16/7/2023). Seleksi ini diselenggarakan selama dua hari dengan antusiasme yang besar dari 947 peserta yang berlangsung di Bali United Training Center.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir menanggapi kekecewaan Persebaya Surabaya atas sanksi denda yang diberikan Komite Disiplin (Komdis) PSSI lantaran suporter Persebaya alias Bonek menonton pertandingan tandang ke markas PSIS Semarang. Ia memastikan akan memantau Komdis dan mencopot pejabat terkait dari jabatannya jika didapati menyeleweng.

"Kita kan harus sepakatin, Komdis mereview, kalau Komdisnya nakal ya saya copot. Tetapi kita begini daam membangun ini semua kita perlu saling interaksi yang positif, bahwa kita bentuk Komdis dan Exco ini berdiskusi dan bukan hanya saya semua berdiskusi kita sudah coba memberi Komdis yang terbaik hari ini," kata Erick kepada awak media, Sabtu (22/7/2023).

Baca Juga

Sebelumnya, Manajemen Persebaya mengungkapkan kekecewaan setelah mendapat sanksi denda Rp 25 juta dari Komdis PSSI tanpa ada kesempatan banding. Direktur Persebaya Candra Wahyudi menyebut pihaknya sudah melakukan segala upaya untuk memastikan Bonek tidak hadir di laga tandang sesuai aturan kompetisi musim ini.

Sebab itu, muncul kritikan terhadap keputusan Komdis PSSI tersebut. Namun Erick meminta semua pihak untuk bersabar, biarkan Komdis berjalan dan terus memperbaiki diri. "Memang ya pimpinan Komdis, anggota Komdis tidak ada yang sempurna, tetapi merek sudah mau kerja mingguan itu yang sulit dan pasti ada konsekuensinya, kalau tidak bagus ya copot," kata Erick. 

"Jadi mari kasih kesempatan untuk semua bekerja, jadi tidak semua dalam satu minggu ini langsung selesai," ujarnya menambahkan. 

Dia menegaskan kembali bahwa transformasi itu butuh waktu, bukan pekerjaan yang bisa selesai sehari 1-2 hari. Termasuk perwasitan, ia menilai perbaikan perwasitan itu tidak mungkin tiga minggu selesai. Menurutnya yang terpenting sudah ada komitmen bersama PT LIB untuk penggunaan VAR di Februari sebagai salah satu cara menaikkan kualitas perwasitan. 

"Ini sudah training kedua dan ini serius bukan hanya cita-cita, nah, gunanya VAR apa? Mengurangi kekurangan wasit, kan manusia juga. Tentu wasit yang nakal saya gigit. Kemarin dari Bareskrim juga sudah dipanggil lho dan tim yang menyeleksi wasit juga sudah dipanggil dan ini akan kita dorong terus dengan kerja sama kepolisian, kalau memang ada yang nakal," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement