Selasa 01 Aug 2023 13:16 WIB

JIS Kelas Dunia, Tapi Mengapa Kini Menjelma Jadi 'Si Paling Ribet'? Ini Kronologinya

Kegaduhan malah merongrong upaya Erick Cs yang sedang berusaha agar JIS di-acc FIFA.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Pemerintah akan merenovasi JIS sesuai dengan standar FIFA agar bisa menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023. Renovasi yang meliputi akses masuk bus bagi pemain dan pejabat, rumput stadion dan berbagai aspek teknis lainnya tersebut ditargetkan rampung dalam tiga bulan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Pemerintah akan merenovasi JIS sesuai dengan standar FIFA agar bisa menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023. Renovasi yang meliputi akses masuk bus bagi pemain dan pejabat, rumput stadion dan berbagai aspek teknis lainnya tersebut ditargetkan rampung dalam tiga bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 oleh FIFA pada 23 Juni 2023. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) lantas mengambil langkah cepat untuk mempersiapkan segalanya mulai dari tim yang akan mentas di kejuaraan tersebut hingga sejumlah venue untuk menggelar pertandingan maupun lapangan latihan.

Persiapan venue sejatinya tidak begitu menjadi masalah besar bagi Indonesia yang sebelumnya ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 (tapi dibatalkan kurang lebih satu bulan sebelum kick-off). Sisa-sisa dari persiapan saat itu setidaknya masih bisa dilanjutkan agar langkah yang diambil PSSI untuk kejuaraan yang akan dimulai pada 10 November 2023 tidak benar-benar dari nol.

Baca Juga

Saat itu ada enam stadion yang ditetapkan menjadi venue Piala Dunia U-20, yaitu Stadion Jakabring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta). 

Di antara stadion-stadion tersebut, SUGBK-lah yang menjadi primadona. Selain karena fasilitas dan aksesibilitas yang memang proposional, SUGBK juga diunggulkan karena secara geografis berada di Ibu Kota, Jakarta. Namun, penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 kalah cepat dengan konser Coldplay yang sudah lebih dulu membooking SUGBK pada 15 November 2023.

Oleh karena itu, PSSI mulai melirik Jakarta International Stadium (JIS) sebagai alternatif. Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan baik konser Coldplay maupun Piala Dunia U-17, semuanya penting untuk nama baik Indonesia di mata internasional. Sebab itu, PSSI mengambil langkah serius untuk memasukkan JIS sebagai salah satu venue tambahan untuk alternatif dari SUGBK.

"Jadi dua-duanya event bagus untuk Indonesia. Jangan kita central ego, bahwa ini yang benar, yang lain harus ngalah. Alhamdulillah Indonesia juga punya lapangan besar sekarang, ada GBT, ada JIS, nanti kita lihat sesuai tidak. Kalau ada kekurangan, nanti kita samakan standarnya. Kalau ada opsi, lebih bagus," kata Erick pada 24 Juni 2023.

Pada 4 Juli 2023, pria yang juga menjabat Menteri BUMN itu kemudian menginspeksi JIS bersama-sama dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Selain itu, inspeksi juga dilakukan bersama KaeRPe (vendor rumput stadion) dan Jakpro.

Hasil inspeksi tersebut menyimpulkan masih banyak pembenahan yang harus dilakukan terhadap JIS. Stadion yang merupakan warisan dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu masih belum memenuhi standar FIFA. Pembenahan pun diperlukan mulai dari rumput hingga aksesibilitas keluar masuk penonton ke stadion. 

"Salah satu yang utama adalah rumput. Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk dalam standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang," kata Basuki saat itu. 

Hal itu rupanya kembali menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Sejumlah pihak menganggap ada unsur politis dalam upaya merenovasi JIS. Kritikan terhadap JIS yang belum memenuhi standar FIFA dianggap sebagai upaya untuk mengubur warisan Anies Baswedan yang digadang-gadang sebagai calon presiden untuk Pemilu pada 2024 mendatang.

Sepekan lalu FIFA bersurat kepada PSSI yang isinya menyampaikan poin-poin utama yang harus dilakukan dalam upaya mempersiapkan stadion-stadion yang diusulkan menjadi venue Piala Dunia U-17. Ada tiga faktor penting yang akan dicek oleh FIFA, yakni kesiapan venue, kualitas lapangan dan juga bagaimana melakukan pelayanan kepada tim. 

Dari delapan stadion yang diusulkan menjadi venue Piala Dunia U-17 2023, FIFA menyoroti kondisi rumput JIS. "FIFA menyampaikan bahwa perlu dilakukan pergantian rumput beserta pemeliharaannya. Kalau tidak ini akan menjadi resiko besar saat pelaksanaanya, jadi harus diganti," kata Erick menyampaikan isi surat FIFA tersebut.

Waketum II PSSI Ratu Tisha Destria menjelaskan FIFA mendapat informasi terkait kondisi JIS dari konsultan mereka yang sudah berada di Jakarta. Tisha menjelaskan JIS menjadi prioritas karena ada keinginan dari FIFA agar Jakarta sebagai Ibu Kota menjadi home base bagi para wasit dari FIFA. 

"Karena kita tahu posisinya Jakarta akan dipakai untuk home base-nya wasit dari FIFA. Untuk mereka latihan training di Senayan, GBK. Nah apabila home trainingnya di sini keberadaan Jakarta ini juga sangat penting bagi FIFA karena lapangan latihannya juga cukup banyak," kata Tisha.

Akhir pekan kemarin tepatnya pada Sabtu (29/7/2023) FIFA mulai menginspeksi semua stadion yang diajukan PSSI untuk menjadi venue Piala Dunia U-17 2023. Inspeksi dimulai dari JIS dan dilakukan selama tiga jam. Sampai saat ini belum ada informasi mengenai hasil inspeksi tersebut. Menpora Dito Ariotedjo mengatakan hasil inspeksi baru akan diumumkan setelah inspeksi keseluruhan venue rampung. 

"Jadi hasilnya ini belum ada, karena ini menunggu setelah inspeksi seluruh stadion yang akan digunakan di U-17," kata Dito beberapa waktu lalu.

Di samping itu, Chairman Rabu Hijrah Phirman Reza menilai niat baik pemerintah dan PSSI untuk merenovasi JIS patut diapresiasi. Phirman menilai langkah yang diambil mereka semata-mata adalah untuk mengangkat derajat JIS di mata dunia. Menurutnya langkah itu harus didukung dan jangan terlalu dipolitisasi.

"JIS ini harus dibantu untuk naik kelas dan momentumnya juga ada, jadi apa yang Pak Erick, PSSI dan Pemerintah lakukan sekarang ini adalah mewujudkan mimpi warga Jakarta yang tertunda, yaitu menjadikan JIS benar-benar stadion kelas dunia," kata Phriman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement