Rabu 20 Sep 2023 13:22 WIB

Jokowi Ingin Satgas Antimafia Bola Libatkan Tokoh Publik

Selain melanjutkan pembangunan prestasi sepak bola, Erick ingin berantas mafia bola.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Israr Itah
Ketua Umum PSSI yang juga Menteri BUMN Erick Thohir usai menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Foto: Republika/ N Dessy Suciati Saput
Ketua Umum PSSI yang juga Menteri BUMN Erick Thohir usai menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar satuan tugas (satgas) antimafia bola juga melibatkan tokoh publik. Menurut Ketua Umum PSSI Erick Thohir, dengan adanya keterwakilan dari tokoh publik di dalam satgas antimafia bola maka diharapkan akan ada transparansi dalam sepak bola Indonesia.

“Saya izin Bapak Presiden apakah Bapak Presiden juga ini memang dorongan beliau karena beliau yang membuka tadi, apakah ini perlu percepatan dengan mengambil tokoh-tokoh publik. Nah, Bapak Presiden tadi mengarahkan ya kan dan diskusi, Bapak Presiden mengharap satgas mafia bola ini juga ada keterwakilan daripada publik sehingga sangat transparan,” kata Erick usai menemui Presiden Jokowi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Baca Juga

Erick mengatakan, Presiden ingin agar pembenahan persepakbolaan Indonesia ini dilakukan secara menyeluruh. Selain melanjutkan pembangunan sepak bola nasional, pemberantasan mafia dalam sepak bola juga harus dilakukan.

“Presiden juga tadi menyampaikan mengenai pembenahan untuk juga di sepak bola secara menyeluruh. Nah memang waktu itu saya pernah bersama Pak Kapolri melakukan kerja sama satgas untuk bagaimana bisa melihat sepak bola kita jangan ada hasil negatif, artinya ada permainan di lapangan,” jelasnya.

Selanjutnya, Erick akan segera menggelar rapat dan mengumumkan siapa saja tokoh publik yang akan dilibatkan untuk membantu percepatan pemberantasan permainan bola negatif atau pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Satgas ini kemungkinan akan diisi maksimal lima tokoh dengan pembagian tugas masing-masing.

“Karena ini kembali momentum bagus ketika tim nasionalnya bisa menjaga komposisi tradisi, tetapi juga secara liganya juga harus naik kelas,” ujar Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement