Kamis 05 Oct 2023 13:52 WIB

Peringatan Seabad, Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2030 Bisa dari Tiga Benua

Uruguay masuk opsi tuan rumah Piala Dunia 2030 setelah jadi tuan rumah perdana 1930.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Logo Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Foto: AP
Logo Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran Piala Dunia 2030 yang unik akan dimainkan di Eropa dan Afrika, dengan tambahan mengejutkan dari Amerika Selatan. Ini berdasarkan sebuah kesepakatan yang memungkinkan turnamen sepak bola terakbar itu digelar bersamaan dengan peringatan ke-100 tahun di Uruguay.

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mencapai kesepakatan dengan para pemimpin sepak bola di tiga benua untuk menerima hanya satu kandidat menjadi tuan rumah turnamen 2030 di enam negara. Tawaran Spanyol-Portugal berkembang dengan menambahkan Maroko tahun ini dan sekarang juga termasuk saingan lama Argentina, Paraguay, dan Uruguay.

Baca Juga

Keenam tim nasional tersebut akan mendapatkan tiket otomatis ke turnamen yang diikuti oleh 48 kontestan. Salah satu daya tarik utama dari proyek tiga benua yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah dapat dibuka di ibu kota Uruguay, Montevideo, di mana Stadion Centenario menjadi tuan rumah final Piala Dunia 1930.

"Piala Dunia yang ke-100 tidak bisa jauh dari Amerika Selatan, di mana semuanya dimulai," kata Alejandro Dominguez, Presiden Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL), dikutip thenewdaily.com, Kamis (5/10/2023). "Piala Dunia 2030 akan dimainkan di tiga benua."

Konsensus yang dicapai oleh dua benua yang dulunya berseteru ini juga memungkinkan FIFA mempercepat pembukaan kontes penawaran Piala Dunia 2034, yang terbatas pada federasi-federasi dari Asia dan Oseania.

Arab Saudi telah menargetkan edisi 2034 dan Australia juga tertarik setelah berhasil menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia Wanita tahun ini dengan Selandia Baru. Bagaimanapun, turnamen pada 2034 mendatang hampir pasti akan dimainkan pada November dan Desember, seperti Piala Dunia tahun lalu di Qatar.

Mempercepat pemilihan tuan rumah 2034 hingga akhir tahun depan akan secara luas dilihat sebagai kemenangan bagi Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang telah membangun hubungan dekat dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino.

"Kami ingin merayakan budaya sepak bola kami dan berbagi negara kami dengan dunia," kata Yasser Al Misehal, Presiden Federasi Sepak Bola Arab Saudi dan anggota Dewan FIFA, dalam sebuah pernyataan pemerintah yang mengumumkan niatnya untuk mengajukan penawaran.

Penerimaan Dewan FIFA atas pencalonan terpadu 2030 masih membutuhkan persetujuan resmi tahun depan pada pertemuan 211 federasi anggota. Itu seharusnya hanya formalitas. Pemilihan 2034 akan dilakukan pada kongres terpisah.

Turnamen 48 tim dengan 104 pertandingan yang dijadwalkan pada Juni-Juli 2030 ini rencananya akan dimulai dengan pertandingan di Uruguay, Argentina, dan Paraguay sebelum aksi berlanjut ke negara tuan rumah utama, Spanyol, Portugal, dan Maroko.

Rencana ini melibatkan jumlah perjalanan yang belum pernah terjadi sebelumnya melintasi jarak dan zona waktu dan tidak populer di kalangan suporter sepak bola Eropa (FSE), kelompok penggemar yang secara resmi diakui oleh Badan Sepak Bola Eropa (UEFA).

"FIFA melanjutkan siklus kehancurannya terhadap turnamen terbesar di dunia," kata FSE dalam sebuah pernyataan. "Menghebohkan para pendukung, mengabaikan lingkungan dan menggelar karpet merah untuk tuan rumah untuk 2034 dengan catatan hak asasi manusia yang mengerikan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement